Suara.com - Kementerian Sosial menerjunkan tim untuk melakukan pendataan terhadap korban kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu. Hal ini dikemukakan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat.
"Saya mendapatkan penugasan dari Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita, untuk meninjau secara langsung dampak dari kerusuhan sosial yang terjadi di Papua maupun di Papua Barat," ujarnya, di Sorong, Papua Barat, Selasa (3/9/2019).
"Kami sedang melihat secara faktual, ada warga yang sebetulnya mungkin tidak bersinggungan dengan kerusuhan, tetapi menjadi korban," tambahnya.
Sebelum berkeliling Kota Sorong, Harry menyempatkan untuk menemui salah satu korban yang masih duduk di bangku setingkat SMP yang dipukul menggunakan martil oleh pelaku kerusuhan.
"Seperti yang tadi saya temui langsung, ada seorang anak yang terkena pukulan ketika kerusuhan terjadi, sehingga lukanya cukup berat dan harus dioperasi hidungnya. Sudah mendapatkan jahitan kurang lebih sekitar 15 jahitan, tinggal hidungnya nanti dioperasi", ujar Harry.
Ia menyerahkan santunan luka kepada korban senilai Rp 5 juta sebagai upaya Kemensos untuk meringankan beban korban.
Operasi ini butuh proses, karena BPJS tidak memberikan jaminan untuk pengobatan atas korban kerusuhan, yang merupakan ulah manusia. Kemensos mempunyai tanggung jawab, karena ada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial. Kerusuhan sosial sudah termasuk salah satu dari jenis bencana sosial.
"Stas dasar Undang-undang Nomor 7 tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial, Kementerian Sosial mempunyai tanggung jawab untuk memberikan santunan, bantuan sosial, maupun layanan psikososial bagi para korban," paparnya.
Harry berkeliling Kota Sorong bersama Kepala Dinas Sosial Kota Sorong, Gamar Malabar dan jajaranya.
Baca Juga: Mensos Lantik ASN Penyandang Disabilitas Pertama sebagai Pejabat Kemensos
"Kita akan melakukan identifikasi, sudah tentu bekerja sama dengan Dinas Sosial, yang saat ini hadir bersama saya", katanya.
Dinas sosial kabupaten/kota di wilayah Papua dan Papua Barat diminta untuk segera mengidentifikasi usaha-usaha kecil menengah yang terdampak, yang saat ini mungkin rusak berat atau tidak bisa digunakan lagi.
Data sementara yang berhasil dihimpun oleh tim Kemensos, jumlah unit usaha kategori mikro dan kecil yang dapat diidentifikasi di Jayapura sebanyak 224 unit, di Manokwari 165 unit, dan Sorong 30 unit. Sementara Untuk daerah lain masih dilakukan pendataan.
"Sudah tentu, mereka menjadi kehilangan mata pencaharian, kehilangan nafkah yang menjadi andalan selama ini. Kita tidak ingin ada keluarga-keluarga miskin baru akibat kerusuhan," lanjutnya.
Kita harus segera bantu, agar mereka segera pulih, walaupun bantuan dari Kemensos akan dalam bentuk stimulan untuk memulai usaha baru atau wirausaha baru, atau meneruskan usaha yang ada, maksimal Rp 5 juta per kelompok usaha.
Santunan untuk yang meninggal, bagi ahli waris menurut Harry, akan mendapat Rp 15 juta dan santunan untuk korban luka maksimal Rp 5 juta.
Berita Terkait
-
Veronica Koman Jadi Tersangka, Amnesty International Minta Kasusnya Dicabut
-
Kepala Komisi Tinggi HAM PBB: Saya Terganggu dengan Kekerasan di Papua
-
JK soal Papua: Itu Akibat Dikatakan Monyet, Harga Diri Mereka Tersinggung
-
Wiranto: Sekolah di Papua dan Papua Barat Dibuka 5 September Besok
-
Kerusuhan Papua Sempat Pengaruhi Pasar Modal Indonesia
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum