Suara.com - Aktivis hak-hak perempuan dan HAM Tunggal Pawestri meminta maaf karena salah persepsi sampai mencibir Presiden Joko Widodo (Jokowi) di twit yang telah ia hapus.
Pada cuitan tersebut, Tunggal Pawestri mengomentari berita yang menyebut bahwa Jokowi tak tahu isi revisi UU KPK, yang sudah disetujui DPR RI.
"Another Joke-wi of the year ('Banyolan Jokowi' terhebat lainnya -red)," kicau @tunggalp.
Belum sampai 24 jam, cuitan tersebut dihapus Tunggal Pawestri, tetapi telah diabadikan oleh warganet.
Pengguna akun @03_Nakula kemudian mengkritik dan mengatainya. Ia menyalahkan Tunggal Pawestri karena tak mengakui kecerobohan serta menghapus twit tanpa meminta maaf.
Dirinya pun menyarankan supaya Tunggal Pawestri meminta maaf untuk menunjukkan tanggung jawab sebagai aktivis HAM.
"Mbak @tunggalp kenapa twitnya dihapus? Sebenarnya enggak perlu dihapus. Mengakui kebodohan dan kesalahan, lalu kamu minta maaf, saya rasa itu sudah cukup bijaksana dan cerdas. Kalau dihapus gini menunjukkan kalau kamu aktivis HAM pengecut dan BODOH yang tidak bertanggung jawab," tulis @03_Nakula.
Wanita yang kerap menyuarakan kesetaraan gender itu pun mengikuti saran tersebut.
Ia meminta maaf dan mengaku salah karena tergesa-gesa dalam bereaksi dan menyimpulkan judul berita.
Baca Juga: Polisi Diminta Anggap Veronica dan Surya Anta Pembela HAM di Kasus Papua
Di akhir cuitannya, Tunggal Pawestri menyampaikan harapan supaya Jokowi menolak RUU KPK.
"Saya minta maaf ya. Betul tadi saya salah merespon. Kamu benar, karena belum dibahas maka bisa jadi Presiden belum baca. Saya reaksioner. Maklum, kadang masih suka mikir bahwa dia bagian PDIP, jadi saya pikir dia bakal tahu saat PDiP ikut setuju. Yuk berharap Jokowi tidak tanda tangan," tulisnya.
Rapat paripurna DPR pada Kamis (5/9/2019) menyetujui usulan revisi UU No 30 tahun 2002 tentang KPK sebagai usulan badan legislatif (baleg) DPR. Ada sembilan persoalan dalam rancangan UU tersebut, yang bersiko melumpuhkan kinerja KPK.
Sembilan persoalan dalam konsep RUU KPK tersebut adalah (1) Independensi KPK terancam, (2) Penyadapan dipersulit dan dibatasi, (3) Pembentukan Dewan Pengawas yang dipilih oleh DPR, (4) Sumber penyelidik dan penyidik dibatasi, (5) Penuntutan perkara korupsi harus koordinasi dengan Kejaksaan Agung.
Selanjutnya, (6) Perkara yang mendapat perhatian masyarakat tidak lagi menjadi kriteria, (7) Kewenangan pengambilalihan perkara di tahap penuntutan dipangkas, (8) Kewenangan-kewenangan strategis pada proses penuntutan dihilangkan, (9) Kewenangan KPK untuk mengelola pelaporan dan pemeriksaan LHKPN dipangkas.
Jokowi mengatakan, pembahasan RUU KPK merupakan inisiatif dari DPR. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku belum bisa mengomentari lebih jauh soal revisi UU KPK.
"Saya belum tahu, jadi saya belum bisa sampaikan apa-apa," kata Jokowi, di Pontianak, Kamis.
Berita Terkait
-
Laode M Syarif: Kalau Mau Ubah KPK Konsultasikan Pada Rakyat Indonesia
-
Transparency International Indonesia Desak Jokowi Tolak Revisi UU KPK
-
Pamer Esemka dengan Jokowi, Jejak Digital 'Pidato Sampah' Fadjroel Diungkit
-
Saut Situmorang Sebut Revisi UU KPK Dapat Berdampak Pada Cucu Presiden
-
Mengintip Pabrik Perakitan Mobil Esemka di Boyolali
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
Terkini
-
Viral! Wali Kota Jakarta Pusat Hampir Kena Tipu Modus Pemindahan KTP Elektronik ke KTP Digital
-
Cemburu Istri Dituduh Selingkuh, Terkuak Motif Pria di Cakung Bakar Rumah
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!