Suara.com - Fraksi PKS di DPRD Jakarta mengritisi soal program rumah DP 0 rupiah yang menjadi program prioritas Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Dalam prosesnya, PKS menyebutkan banyak status pemohon rumah ini yang tidak jelas.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua fraksi PKS di DPRD Jakarta Mohammad Arifin saat menyampaikan pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang APBD DKI tahun 2020. Ia menganggap hal ini merupakan catatan penting bagi Pemprov DKI Jakarta dalam menjalankan program ini.
Arifin menuturkan, berdasarkan data yang ia punya para pendaftar Unit Fasilitasi Pemilikan Rumah Sejahtera (UFPRS) tidak jelas statusnya. Bahkan, status pengajuannya di perbankan juga disebutnya tidak jelas.
"Banyak pemohon hunian ini yang tidak jelas status pengajuannya baik di UFPRS maupun proses di perbankan," ujar Arifin di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).
Menurutnya, status yang tidak jelas ini berimbas pada lambannya penetapan nama pembeli rumah yang dibangun di Klapa Village, Jakarta Timur. Ia menganggap masalahnya ada di UFPRS selaku penerima pendaftaran dan bank DKI.
"PKS menyoroti lambatnya penetapan penghunian Rumah Samara DP Nol karena proses yang tidak pasti dan tidak jelas di UFPRS dan di Bank DKI," jelasnya.
Menurutnya bank DKI dan UFPRS harus segera memperbaiki pendaftaran beserta persyaratannya. Meski harus dipercepat, program ini juga harus hati-hati dalam menerima calon pemilik rumah berdasarkan kemampuannya memenuhi pembayaran.
"Fraksi PKS mendukung dikuranginya alokasi anggaran pinjaman untuk uang muka sambil terus mendukung upaya mempercepat dan memperbaiki proses kepemilikan rumah ini," pungkasnya.
Sebelumnya, program rumah DP Rp 0 yang digadang-gadang Gubernur Jakarta Anies Baswedan saat kampanye kerap diklaim diminati masyarakat ibu kota. Ternyata sejauh ini dari 780 unit yang ada, baru terjual sekitar 100 unit.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Jokowi Tak Paham Pancasila, Istana: Tak Guna Ditanggapi
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Perumahan Kelik Indriyanto. Menurutnya jumlah pembeli itu merupakan data penjualan di Rumah Susun Milik (Rusunami) Klapa Village, Jakarta Timur. Meski demikian, ia menyebut jumlahnya masih bertambah karena penjualan masih berjalan.
"Sekitar seratusan dari 780, tapi proses masih jalan terus sambil jalan," ujar Kelik di gedung DPRD DKI, Selasa (3/12/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
Terkini
-
Cara Ambil Bansos Rp900 Ribu di Kantor Pos, Bisa Diwakilkan Asal Bawa KTP dan KK
-
Soal Mikroplastik di Hujan Jakarta, BMKG: Bisa Terbawa dari Wilayah Lain
-
Pakar Pendidikan: Bahasa Portugis Lebih Tepat Jadi Ekstrakurikuler, Bukan Mata Pelajaran Wajib
-
KPK Ungkap Peran Tersangka dari Korupsi Kemenag: Keluarkan Diskresi Pembagian Kuota Haji!
-
Lapor Polisi soal Chat WA Misterius, Ini Teror-teror 'Ngeri' Bikin Istri Gus Yazid Trauma
-
Dua Begal Bersenpi Diamuk Massa di Tambora, Warga Ikut Terluka Kena Pantulan Peluru!
-
Sambangi Kantor BPK, Dedi Mulyadi Cek Alur Kas Pemprov Jabar Sudah Benar atau Tidak
-
Ganti Dana Otsus, Walkot Sabang Usul Legalkan Ganja di Aceh: Kalau di Sini Dijual Pasti Laku Keras
-
Sudah Lama Jadi Tersangka, KPK Panggil Sekjen DPR RI Indra Iskandar Kasus Korupsi Rumah Jabatan
-
Dor...! Lepaskan Tembakan saat Diamuk Warga di Tambora, 2 Pelaku Begal Senpi Kritis