Suara.com - Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menjelaskan prinsip dasar dalam komunikasi publik.
Ia mengatakan bahwa informasi yang disampaikan ke media harus benar meskipun kadang belum semuanya tersampaikan.
Pernyataan tersebut dituturkan Febri saat KPK sedang mengusut kasus suap penggantian anggota DPR Pengganti Antar Waktu (PAW) 2019-2024 yang melibatkan Wahyu Setiawan, mantan komisioner KPU dan Harun Masiku, caleg PDIP.
Hal ini disampaikan Febri dalam cuitan yang diunggah ke akun Twitter pribadinya @efdesaja pada Senin (20/1/2020).
"Ada satu prinsip dasar dalam komunikasi publik. Sampaikanlah informasi yang benar. Meskipun kadang belum semua kebenaran bisa disampaikan seketika. Tapi, jangan pernah bohong bicara ke media. Itu yang diajarkan ke saya beberapa tahun lalu. Selamat pagi Senin," tulis Febri.
Ia mengaku tidak mudah menyampaikan informasi yang benar apalagi jika dibenturkan dengan pendapat tentang kredibilitas lembaga.
"Tapi bukankah akan jauh lebih beresiko bagi kredibilitas yang paling mendasar jika kebenaran akhirnya terungkap? Meskipun bagi sebagian kalangan, mungkin malah ditempatkan sebagai bagian strategi," ujar Febri.
Jubir KPK dari tahun 2016-2019 ini percaya fungsi utama komunikasi publik bagi institusi publik adalah "menjaga" lembaganya.
"Poinnya bukan pada apa yang disampaikan saja, tapi apa yang telah dilakukan dan disampaikan secara benar," katanya.
Baca Juga: Ronald Syarif, Sosok di Balik Tim Barongsai Indonesia yang Mendunia
Febri menegaskan bahwa pernyataannya tersebut tidak ditujukan spesifik kepada pihak tertentu.
"Utas ini bukan ditujukan spesifik untuk pihak tertentu ya, sekedar berbagi bagi yang perlu atau mungkin bagi yang lupa, agar ingat dan kembali," tutup Febri.
Berita Terkait
-
Harun Masiku Kabur ke Singapura, Andi Arief Curigai Dirjen Imigrasi
-
Yenti Garnasih Duga Ada Penipuan di Balik Kasus Suap Harun - Wahyu
-
Rekaman CCTV Penggeledahan Penyidik KPK di Kantor DPP PDIP
-
Suaranya Semangat Banget, Video Polisi Belajar Iqra Ini Jadi Sorotan
-
Politisi Demokrat: Ada yang Janggal Soal Posisi Harun Masiku Saat OTT KPK
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
Terkini
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda
-
Rano Karno: JIS Siap Hidup Lagi, Pemprov DKI Benahi Akses dan Fasilitas Pendukung
-
KPK Sudah Terima Surat Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi dan Rekan Segera Bebas
-
Mulai 2026, Periksa Kehamilan Wajib 8 Kali: Cara Pemerintah Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
-
KPK Ungkap Keppres Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspitasari Dikirim Pagi Ini
-
Menanti Keppres Turun, Keluarga Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sudah Tunggu Sejak Subuh di Rutan KPK
-
Isu Pembabatan Mangrove untuk Rumah Pribadi Mencuat, Komisi IV DPR Desak Investigasi Pemerintah
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang