Suara.com - Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei terkait penanganan Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia. Hasilnya, sebanyak 53,8 persen publik merasa tidak puas melihat kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Maruf Amin dalam penanganan Covid-19.
Sebanyak 400 responden dilibatkan dalam survei Indo Barometer yang dilakukan sejak 12 hingga 18 Mei 2020. Ratusan responden itu dilemparkan pertanyaan soal kepuasan terhadap pemerintah Jokowi-Maruf dalam menangani Covid-19.
Sebanyak 44 persen responden menjawab puas dan 2 persen lainnya memilih sangat puas sehingga totalnya 46 persen bagi responden yang memilih puas. Alasan responden puas terhadap penanganan Covid-19 yang dilakukan Jokowi-Maruf karena penanganan PSBB dirasa sudah cukup baik, penanganannya cepat tanggap dan mulai terlihat banyak pasien yang sembuh.
Sementara itu, ada 53,8 persen responden yang tidak puas dengan kinerja Jokowi-Maruf dengan rincian 48,5 persen tidak puas dan 5,3 persen tidak puas sama sekali serta 0,3 responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
"Lima alasan tertinggi responden tidak puas adalah karena kebijakan Jokowi tidak konsisten, lambat dalam mendistribusikan bantuan sosial, data penerima bantuan tidak akurat, penanganan secara umum lambat dan kebijakan presiden dan pembantunya sering berbeda," demikian tertulis dalam laporan hasil survei yang diperoleh Suara.com, Selasa (26/5/2020).
Hasil yang berbeda justru ditunjukan pada hasil jawaban responden ketika ditanya soal kepuasan terhadap pemerintah provinsi dalam menangani Covid-19. Hasilnya sebanyak 53,3 persen responden memilih puas dan 4,0 responden memilih sangat puas.
Adapun responden yang memilih tidak puas sebanyak 38,3 persen, 2,8 persen responden memilih tidak puas sama sekali dan 1,8 persen memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Alasan responden yang puas terhadap kinerja pemerintah provinsi dalam penanganan Covid-19 ialah karena gubernur lebih tanggap dibanding pemerintah pusat (26,2 persen responden), pencegahan penularan Covid-19 di daerah bagus (22,7 persen), kerja tenaga medis di daerah sudah bagus (10,2 persen), jumlah terinfeksi semakin hari semakin menurun (7,6 persen) hingga kerja nyata gubernur (7,1 persen).
Sedangkan alasan responden yang memilih tidak puas yakni karena distribusi bantuan lambat (20,8 persen responden), PSBB banyak pelanggaran (14,6 persen), bantuan tidak tepat sasaran (12,8 persen), banyak warga di daerah tidak disiplin (11,7 persen) dan bantuan tidak merata (10,6 persen).
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Pengaruhi Imunisasi Anak, ini Survei Save The Children!
Survei itu berjudul Jurnalisme Presisi "Pengangguran Presisi". Survei tersebut dilakukan Indo Barometer yang bekerjasama dengan Puslitbangdiklat RRI.
Survei tersebut dilakukan di tujuh provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah quota dan purposive sampling. Adapun margin of error dari survei tersebut sebesar kurang lebih 4,90 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berita Terkait
-
Komnas HAM: 70,8 Persen Warga Ingin Ada Sanksi yang Tak Ibadah di Rumah
-
Meski Ramadan Saat Pandemi, 46 Persen Warga Tetap Membeli Keperluan Ibadah
-
Survei: 72 Persen Fans Tak Mau ke Stadion Sebelum Ada Vaksin Corona
-
Kepala BPTJ Sebut 37 Persen Warga Jabodetabek Belum Tentu Mudik
-
Indo Barometer: Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi-JK Menurun
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
BNI Apresiasi Ketangguhan Skuad Muda Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championship 2025
-
Debt Collector Makin Beringas, DPR Geram Desak OJK Hapus Aturan: Banyak Tindak Pidana
-
Lagi Anjangsana, Prajurit TNI Justru Gugur Diserang OPM, Senjatanya Dirampas
-
Menteri Haji Umumkan Tambahan 2 Kloter untuk Antrean Haji NTB Daftar Tunggu Jadi 26 Tahun
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!