Suara.com - Skema new normal atau era tatanan baru akan diterapkan dalam Kereta Rel Listrik (KRL) di masa pandemi virus Corona.
Berdasarkan pantauan Suara.com di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, sejak pukul 09.30 WIB, Jumat (29/5/2020) tampak aktivitas penumpang cukup ramai.
Terlihat keramaian terjadi ketika penumpang naik dan turun KRL. Ketika para penumpang naik dan turun mereka tampak abai dengan penerapan jaga jarak atau physical distancing. Padahal petugas yang berjaga sudah sedemikian rupa berupaya mengingatkan.
Memang mayoritas para penumpang di Stasiun Manggarai ini terlihat sudah sadar akan penggunaan masker.
Ilham, salah satu petugas keamanan di Stasiun Manggarai mengatakan, keramaian penumpang di Stasiun terjadi pasca lebaran. Menurutnya, hal itu disebabkan sebagian masyarakat sudah aktif lagi bekerja.
"Iya mas mulai ramai lagi. Biasanya ramai di jam kerja dari jam 6 sampai jam 9 kalau pagi. Nah ini kan kita operasional cuma sampe jam 6 sore, kalau sore ramai mulai jam 3," kata Ilham saat berbincang dengan Suara.com di lokasi.
Diketahui, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah menerapkan protokol kesehatan semenjak adanya pandemi virus Corona Covid-19 di tanah air.
Dengan adanya penerapan hidup tatanan baru atau new normal, PT KCI memberikan imbauan tambahan bagi pengguna kereta rel listrik (KRL) supaya tetap waspada akan penularan virus di tengah aktivitas sehari-hari.
VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba mengatakan protokol kesehatan yang selama ini sudah diterapkan akan terus diberlakukan. Penggunaan masker di stasiun ataupun di dalam kereta, pengecekan suhu, penyediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer, hingga penyemprotan disinfektan pun masih diterapkan.
Baca Juga: Khawatirkan Nyawa Murid, DPR: Sekolah Harus Dibuka di Zona Hijau Corona
Berita Terkait
-
Jelang New Normal, PT KCI Siapkan Sekat di Peron dan Kereta
-
Berisiko Besar, Jokowi: Kultur Baru di Sektor Pariwisata Harus Disiapkan
-
Wacana New Normal, DPRD DKI Minta Restoran hingga Bioskop Dibuka Sebagian
-
Pemerintah Beberkan 2 Kriteria Daerah yang Bisa Terapkan New Normal
-
New Normal ala Jokowi, Menag Buka Lagi Rumah Ibadah Secara Bertahap
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO