Sri Herni diberhentikan dari pekerjannya pada Maret lalu sebagai pengasuh anak di keluarga warga negara asing yang pulang ke negaranya akibat wabah virus corona.
Sudah tiga bulan ia menganggur. Dua bulan lebih ia habiskan untuk tinggal di kampung dan baru sepuluh hari ini kembali ke Jakarta.
Sri Herni yang telah berpisah dengan suami belasan tahun lalu kini tinggal di Cilandak, Jakarta Selatan.
Tiap bulan, ia harus membayar sewa rumah Rp700 ribu per bulan dan mengirim uang ke kampung untuk anak dan orang tuanya sebesar Rp2-3 juta per bulan. Di tabungannya, kini hanya tersisa Rp70 ribu.
"Saya tidak punya uang sama sekali sekarang. Saya ke tempat kakak dan adik saya di Pasar Minggu untuk menumpang makan. Saya juga berutang ke teman-teman, sudah Rp1 juta lebih.
"Saya sedih tapi saya harus kuat menghadapi kehidupan ini. Saya hanya pasrah dan berdoa untuk menghadapi kehidupan saya dan teman-teman saya yang banyak di-PHK dengan adanya wabah corona ini. Virus belum berakhir jadi belum ada pekerjaan," kata Sri Herni diiringi tangis.
Ponitiara: Menyambung hidup dari bantuan lingkungan rumah
Sebelum wabah virus corona menghantam Indonesia, Ponitiara masih bisa bekerja sebagai PRT di dua tempat dengan pendapatan lebih dari Rp4 juta per bulan.
"Kunci rumahnya diminta, saya dikasih gaji bulan itu, terus mereka bilang terima kasih. Sudah begitu saja, THR, pesangon dan lainnya tidak ada," kata Ponitiara.
Baca Juga: Setelah Rolls Royce, Kini Giliran Boeing PHK 12 Ribu Karyawan
Kini sudah tiga bulan dia tidak bekerja. Sudah lima kali wawancara kerja dan tidak ada kejelasan.
"Setiap hari tiduran, nonton TV, mengobrol dengan tetangga, begitu saja setiap hari," katanya.
Kini ia beserta satu anaknya bertahan hidup dari bantuan RT, RW, dan perkantoran di lingkungan tempat tinggal. "Mau coba jualan tapi tidak punya kendaraan, transportasi umum juga terbatas," tambahnya.
Bagi Ponitiara, Lebaran tahun ini sangat menyedihkan, ungkapnya, "Kemarin rencana mau pulang kampung, kangen sama orang tua. Tapi keadaan begini, mau pulang juga tidak ketemu orang tua karena harus dikarantina. Sudah bertahun—tahun saya tidak pulang," ujar Ponitiara sambal menangis.
Ia pun belum punya jawaban bagaimana cara membayar tagihan-tagihan mendatang seperti sewa kontrakan, air, listrik, dan mengirim uang untuk kebutuhan orang tua di kampung.
"Saya selalu berdoa semoga Covid berakhir dan semua bisa beraktivitas seperti semula," harapnya.
Berita Terkait
-
'Hancur' Akibat Wabah Corona, Warga Brasil Teriak Kelaparan
-
Pelaku Pedofil Mengintai Anak-anak di Tengah Lockdown Corona
-
Dr. Fauci: Virus Corona Takkan Hilang dalam Waktu Dekat
-
Media Asing Sebut Bali Bagaikan Kota Hantu Akibat Pandemi Covid-19
-
Berpotensi Sebarkan Corona, Aktivitas Bernyanyi Dilarang di Jerman
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre