Banyak ilmuwan menyepakati bahwa perilaku kita - khususnya penggundulan dan perambahan hutan yang kita lakukan dan mempengaruhi habitat satwa liar yang beragam - membantu penyakit menyebar dari hewan ke manusia lebih sering.
Menurut Profesor Kate Jones dari University College London, bukti "secara luas menunjukkan bahwa ekosistem yang diubah manusia menjadi ekosistem dengan keanekaragaman hayati yang lebih rendah, seperti lanskap pertanian atau perkebunan, sering dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak infeksi pada manusia".
"Itu bukan satu-satunya masalah dalam semua penyakit," ujarnya.
"Tetapi jenis-jenis satwa liar yang paling toleran terhadap gangguan manusia, seperti spesies hewan pengerat tertentu, sering tampak lebih efektif dalam mentransmisikan patogen.
"Jadi hilangnya keanekaragaman hayati dapat menciptakan lanskap yang meningkatkan kontak manusia-satwa liar yang berisiko dan meningkatkan kemungkinan virus, bakteri, dan parasit tertentu menyebar ke manusia."
Ada wabah tertentu yang telah menunjukkan risiko ini di "pertemuan" antara aktivitas manusia dan satwa liar dengan kejelasan yang menghancurkan.
Dalam wabah pertama virus Nipah pada tahun 1999 di Malaysia, infeksi virus - yang dibawa oleh kelelawar buah - meluas ke peternakan babi besar yang dibangun di tepi hutan.
Dua kucing New York jadi hewan peliharaan pertama di AS yang positif Covid-19 Manusia di rumah, kucing dan singa menguasai jalan Virus corona: Berpacu menemukan hewan yang jadi sumber penularan penyakit
Kelelawar buah liar diberi makan di bawah pohon buah-buahan dan babi mengunyah buah setengah dimakan yang jatuh dari pohon dan ditutupi air liur kelelawar.
Baca Juga: Bukan Coronawati, Rekomendasi Nama Bayi Terpopuler selama Pandemi Covid-19
Lebih dari 250 orang yang bekerja dalam kontak dekat dengan babi yang terinfeksi terjangkit virus. Lebih dari 100 orang meninggal.
Angka fatalitas kasus dari virus korona masih muncul, tetapi perkiraan saat ini sekitar 1%.
Virus nipah membunuh 40-75% orang yang terinfeksi.
Profesor Eric Fevre dari Universitas Liverpool dan International Livestock Research Institute di Nairobi, Kenya, mengatakan para peneliti perlu terus-menerus mengawasi daerah-daerah di mana ada risiko akan wabah penyakit lebih tinggi.
Petani di pinggir hutan dan pasar tempat di mana hewan diperjual-belikan, adalah wilayah perbatasan antara manusia dan alam liar yang abu-abu, dan itu menjadi tempat di mana penyakit lebih sering muncul.
"Kita harus terus-terusan mengawasi pertemuan ini dan memiliki sistem yang bekerja untuk merespon jika kita melihat sesuatu yang tak biasanya", seperti wabah penyakit yang tiba-tiba muncul di lokasi tertentu.
Berita Terkait
-
Bukan Coronawati, Rekomendasi Nama Bayi Terpopuler selama Pandemi Covid-19
-
Ibadah Haji 2020 Batal karena Covid, Wapres Ma'ruf: Hak Calon Jemaah Tetap
-
Poligami Banyak Terungkap saat Corona, Perceraian di Arab Saudi Meroket
-
8 Hari Tanpa Kematian, Kuba Negara Komunis ke-4 yang Menang Lawan Corona
-
Tiga Agama Beda Pandangan soal Pembukaan Tempat Ibadah di Inggris
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
Pemulihan Cikande: 558 Ton Material Radioaktif Berhasil Diangkut Satgas Cesium-137
-
Waspada Banjir Rob, BPBD DKI Peringatkan 11 Kelurahan di Pesisir Utara
-
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang & Mandiri Agen
-
KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian ke KPK soal Dugaan Mark Up Proyek Whoosh
-
Komisi Yudisial Periksa 3 Hakim Kasus Tom Lembong, Hasilnya Belum Bisa Dibuka ke Publik
-
Di Sidang MKD: Ahli Media Sosial Sebut Isu Demo Agustus Sarat Penggiringan Opini
-
PT KAI Koordinasi Danantara soal Restrukturisasi Utang Whoosh, Apa Hasilnya?
-
Onad Ajukan Rehabilitasi Akibat Penyalahgunaan Narkotika, Polisi Masih Tunggu Assessment
-
Prabowo Minta Pesawat Airbus A-400M Dilengkapi Modul Ambulans Hingga Alat Hadapi Kebakaran Hutan
-
Amnesty International Ingatkan Prabowo: Gelar Pahlawan untuk Soeharto Jadi Akhir dari Reformasi