Suara.com - Pengamat Transportasi dan Kebijakan Publik dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan ikut mengkritisi penerapan aturan ganjil-genap (gage) kendaraan di tengah pandemi Covid-19.
Ia menganggap aturan itu tidak berhubungan dengan penanganan wabah di ibu kota.
Menurutnya, kebijakan gage sedari awal tidak dibuat dengan mempertimbangkan keadaan darurat. Tujuannya semata-mata hanyalah demi mengurangi volume kendaraan di jalan raya dan menekan kemacetan.
"Kebijakan ini dibuat atau dilahirkan dengan perhitungan bukan pada situasi keadaan darurat atau bencana kesehatan di masa pandemi Covid 19 seperti sekarang," ujar Tigor saat dikonfirmasi, Senin (3/8/2020).
Karena itu, ia menilai gage dengan pengendalian wabah tidak ada hubungannya. Sebab gage hanya mampu mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum, bukan membatasi pergerakannya.
Karena masyarakat meski ada gage, tetap bisa melakukan perjalanan dan aktifitas normal menggunakan angkutan umum.
"Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara penanganan penularan pada masa pandemi Covid 19 dengan kebijakan ganjil genap. Ya tidak ada hubungan karena ganjil genap adalah untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi bukan untuk mengendalikan pergerakan orang di Jakarta," jelasnya.
Karena itu, ia menilai gage tidak diterapkan pada saat pandemi seperti ini. Seharusnya gage hanya diterapkan ketika situasi sudah kondusif.
"Jadi menurut saya salah jika Pemprov Jakarta ingin tetap menerapkan kebijakan ganjil genap pada masa pandemi Covid 19," pungkasnya.
Baca Juga: Polisi Setop Pelanggar Gage: Ini Belum Ditilang, ke Depan Jangan Lupa
Berita Terkait
-
Prabowo Dapat Rapor Merah, Pengamat Tata Kota Kasih Anies Nilai 5 dari 100 Selama Jadi Gubernur DKI
-
Ini Jalur Alternatif ke Puncak untuk Hindari Ganjil Genap
-
Heru Budi Dituding Angkat Pengkritik Jadi Komisaris LRT Supaya Bungkam, Azas Tigor: Jahat Banget
-
Dari Pengamat Diangkat Jadi Komisaris LRT Jakarta, Azas Tigor Klaim Bakal Tetap Garang Kritisi Pemprov DKI
-
PSI Dukung Heru Angkat Sosok Doyan Kritik Jadi Komisaris LRT Gantikan 'Orang' Anies: Pilihan Tepat!
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru