- Raja Belanda minta maaf atas 'kekerasan berlebihan' di masa lalu tapi tak cakup seluruh masa penjajahan
- Kisah Rasuna Said sang 'Singa Betina' dan Martha Christina Tiahahu sang remaja pemberani
- Kuis seputar 75 tahun kemerdekaan Indonesia, seberapa banyak Anda tahu?
Nishimura mengatakan kondisi sudah berubah, janji kemerdekaan sudah tidak bisa lagi diwujudkan.
Jaka Perbawa, kurator koleksi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, mengatakan bahwa dalam kesempatan itu Sukarno meminta Nishimura agar tidak menghalangi kemerdekaan Indonesia.
"Kecewa dengan jawaban Nishimura, Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya meminta kepada Nishimura: Kalau janji kemerdekaan sudah tidak bisa lagi diwujudkan, jangan halang-halangi kami merdeka dengan cara kami sendiri," jelas Jaka.
Menuju rumah Laksamana Maeda
Dari sini, menurut Jaka, terbetik ide untuk menggunakan rumah Laksamana Maeda sebagai tempat persiapan kemerdekaan Indonesia.
"Pertimbangan wilayah Menteng, pertimbangan rumah Maeda sebagai wilayahnya Angkatan Laut Jepang yang tidak bisa sembarangan dimasuki kempetai Jepang. Di sinilah peran Soebardjo ketika memilihkan tempat yang aman agar tidak ada gangguan dari Angkatan Darat Jepang maupun kempetai.
"Terjadilah proses meminta izin. Achmad Soebardjo, Bung Karno, dan Bung Hatta meminta izin kepada Laksamana Maeda 16 Agustus waktu itu pukul 10 malam. Apakah bersedia rumahnya dipakai sebagai tempat persiapan kemerdekaan atau tidak," papar Jaka.
Setelah Maeda mengizinkan, para pemuda berinisiatif menjemput anggota PPKI. Beberapa anggota PPKI yang berasal dari luar Jakarta seperti dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ditempatkan di Hotel Des Indes.
- 75 Tahun Bom Hiroshima dan Nagasaki dalam rangkaian foto
- Cerita tiga perempuan yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki - 'Saya belum pernah ke neraka, tapi neraka mungkin seperti yang kami alami'
- Kisah empat perempuan Belanda yang memilih membela Indonesia
Dalam beberapa versi sejarah disebutkan bahwa setibanya di rumah, Maeda beristirahat di lantai atas namun meminta ke ajudannya, yaitu Shigetada Nishijima, untuk mengawal peristiwa tersebut serta memerintahkan kepala rumah tangga menyiapkan makanan dan minuman untuk para tokoh di lantai bawah.
Menurut Bonnie Triyana, keterlibatan Maeda di rumahnya dengan para tokoh kemerdekaan sempat disembunyikan selama beberapa tahun setelah proklamasi 1945.
Baca Juga: Dua Hari Jelang HUT Kemerdekaan RI ke-75, Kasus Positif Corona Tembus 2.345
"Anda bisa bayangkan apabila rapat perumusan proklamasi ini tersiar luas di rumah seorang Jepang dihadiri oleh orang Jepang, apa yang akan dibuat oleh propagandanya Belanda yang waktu itu ingin balik lagi?
"Wah, Indonesia ini bentukan fasisme Jepang, Indonesia ini boneka Jepang. Itu kampanye yang dilakukan Belanda meyakinkan pada sekutu bahwa ini harus dikembalikan keadaannya sebelum perang karena pemerintah sekarang tidak legitimate, dia disokong Jepang" papar Bonnie.
Siapa Maeda?
Sebelum menjadi tuan rumah bagi Sukarno, Hatta, dan para tokoh kemerdekaan, Maeda sudah tinggal di Jakarta sejak 1930-an, menurut Jaka Perbawa.
"Laksamana Maeda di periode 1930-an itu sudah tinggal di Indonesia dan beberapa orang Jepang lainnya, mereka ditempatkan sebagai mata-mata. Tindakan infiltrasi dinas intelijen Jepang untuk merangkul, mendata kira-kira baik itu tokoh-tokoh golongan muda ataupun tua yang bisa diajak bekerja sama untuk mewujudkan Persemakmuran Asia Timur Raya.
"Mereka sudah tahu siapa saja tokoh-tokoh yang bisa direkrut dan Achmad Soebardjo salah satunya," kata Jaka.
Dalam catatan Shigetada Nishijima yang dihimpun Universitas Waseda di Tokyo, Laksamana Maeda membentuk Jakarta Kaigun Bukanfu, yang beranggotakan kurang lebih 77 orang dari kalangan militer dan sipil, 13 orang di antaranya adalah perempuan.
Tag
Berita Terkait
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Sutradara The Raid, Gareth Evans akan Garap Remake Film Jepang Era 60-an
-
Sinopsis 1972 Nagisa no Keika, Drama Jepang yang Dibintangi Issey Takahashi
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Sinopsis 'Jaa, Anta ga Tukutte Miro yo', Drama Terbaru Ryoma Takeuchi
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!
-
HUT ke-80 TNI di Monas, Ketua DPD RI : TNI Makin Profesional dan Dekat dengan Rakyat