Suara.com - Kim Jong Un mengatakan upaya untuk membangun kembali wilayah terdampak topan di Korea Utara adalah prioritas nasional. Menurut media pemerintah setempat, perintah ini bertujuan menghidupkan kembali ekonomi nasional.
Kota timur Komdok terhantam Topan Maysak minggu lalu yang menjadi pukulan terbaru terhadap ekonomi Kerajaan Pertapa yang sudah melemah.
Pada pertemuan Partai Pekerja Selasa (8/9/2020), Kim mengatakan, kerusakan dari Maysak, yang membuat pendaratan Rabu lalu (9/9/2020), telah memaksa negara itu untuk mempertimbangkan kembali proyek-proyek akhir tahun.
Namun, bukan Korea Utara jika mereka memberikan rincian proyek-proyek tersebut, ungkap Kantor Berita Pusat Korea.
Sebagaimana melansir laman New York Post dari KCNA, Kamis (10/9/2020), topan itu menyebabkan "kerusakan parah" di Komdok, menghancurkan atau membanjiri lebih dari 2.000 rumah dan puluhan bangunan publik, menghanyutkan lebih dari 37 mil jalan raya dan meruntuhkan 59 jembatan, Beberapa mil rel kereta api juga rusak di area pertambangan.
Kim memerintahkan agar pembangunan kembali rumah, jalan dan rel kereta api diselesaikan pada 10 Oktober mendatang, ketika partai yang berkuasa merayakan ulang tahun ke-75 berdirinya.
Beberapa ahli menyarankan Kim, mencoba untuk menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang penuh kasih dengan mengadakan konferensi politik tingkat tinggi dan kunjungan ke lokasi bencana untuk meningkatkan persatuan internal. Hal ini disebabkan negaranya menghadapi kemunduran ekonomi dan tekanan eksternal.
"Risiko politik bagi Kim karena gagal mewujudkan rekonstruksi yang dijanjikan mungkin terbatas, tetapi akumulasi kegagalan ekonomi akan membebani rezimnya," kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.
Dia melakukan tur ke daerah lain yang dilanda topan di timur laut negara itu selama akhir pekan. Penampilan tersebut mengikuti tuduhan bahwa Kim telah koma.
Baca Juga: Setelah Hancurkan Jepang, Topan Haisen Kini Bergeser ke Semenanjung Korea
Berita Terkait
-
Diterjang Topan Bavi, Kim Jong Un Ungkap Kondisi Terkini di Korea Utara
-
Misterius, Kim Yo Jong Hilang dari Peredaran Sejak Berita Alih Kekuasaan
-
Bantah Rumor Koma, Korea Utara Tampilkan Foto Terbaru Kim Jong-un
-
Di Tengah Pandemi Corona, Korut Bersiaga Hantaman Topan Bavi
-
Kim Jong-un Perintahkan untuk Serahkan Anjing, Warga Khawatir jadi Santapan
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Doktor Kebijakan Publik Gugat ANRI, Sebut Ijazah Jokowi Bisa Dimakan Rayap di Tangan KPU
-
Usai Didemo Ratusan Siswa, Kepsek SMAN 1 Cimarga Segera Diperiksa Polisi Terkait Kasus Kekerasan
-
Riwayat Pendidikan Dadan Hindayana, Ahli Serangga yang Kini Jadi Bos MBG
-
Nasib Kepala SMA Negeri 1 Cimarga yang Tampar Siswa karena Ketahuan Merokok Bergantung Hasil Visum
-
Bullying di SMP Grobogan Berujung Kematian, KPAI: Harus Diproses Hukum Bila Terbukti Ada Kekerasan
-
Sebut 99,9 Persen Palsu, Roy Suryo Bongkar Kejanggalan Ijazah Jokowi, Kini Buru Bukti ke KPU Solo
-
Dokter Tifa Syok Terima Ijazah Jokowi dari KPU: Tanda Tangan Rektor dan NIM Diblok Hitam
-
Nadiem Makarim Kembali ke Kejaksaan Agung Usai Operasi, Mengaku Siap Jalani Proses Hukum!
-
PSI Gelar Konsolidasi Undang DPD hingga DPW se-Indonesia di Jakarta, Ini yang Dibahas
-
Bikin Gaduh karena Hina Kiai, KPI Siap Ambil Sikap Tegas ke Trans7, Apa Sanksinya?