Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ketangguhan bangsa Indonesia saat ini dibutuhkan dalam menghadapi ujian pandemi Covid-19.
Ia pun meminta semua pihak termasuk GP Ansor untuk satu frekuensi untuk bekerja keras dan berikhtiar baik dhohir maupun batin dalam menangani Covid-19.
"Dalam situasi seperti ini ketangguhan kita sebagai sebuah bangsa yang benar-benar menghadapi ujian kita harus satu barisan. Kita harus satu frekuensi, kita harus satu semangat karena kita perlu kerja keras, berikhtiar dengan sungguh-sungguh baik ikhtiar dhohir maupun batin," ujar Jokowi saat membuka peresmian pembukaan Konferensi Besar XXIII Gerakan Pemuda Ansor Tahun 2020 dari Istana Kepresidenan Bogor secara virtual, Jumat (18/9/2020).
Mantan Gubernur DKI itu menuturkan ikhtiar dhohir yang bisa dilakukan antara lain menjaga pola hidup bersih sebagaimana yang diajarkan Islam.
Kemudian mengikuti protokol kesehatan dan memakai masker, sering mencuci tangan serta menjaga wudu.
"Mengonsumsi makanan yang halal dan tayib yang baik sehat dan bergizi, olahraga yang cukup dan teratur serta juga istirahat yang cukup dan tidak stres. Ini yang penting," ucap dia.
Selanjutnya kata Jokowi, ikhtiar batin yang harus dilakukan, yakni memperbanyak zikir, istighfar dan tobat kepada Allah SWT. Serta memperbanyak infak dan sedekah.
"Memperbanyak infak dan sedekah, terutama ketika saat ini banyak saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan, banyak saudara kita yang memerlukan bantuan-bantuan," kata Jokowi.
Karena itu, Kepala Negara mengajak seluruh anggota GP Ansor baik individu atau secara kolektif turun tangan membantu pemerintah meringankan beban orang-orang yang terkena dampak Covid-19.
Baca Juga: Ketua KPU Hingga Cakada Positif Covid-19, Opsi Pilkada Ditunda Sudah Ideal
"Saya mengajak seluruh anggota Gerakan Pemuda Ansor di manapun berada baik secara individual, maupun kolektif ikut turun tangan bersama-sama pemerintah dan elemen bangsa yang lainnya ikut membantu meringankan beban saudara-saudara kita," katanya.
Berita Terkait
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
KPK Ungkap Alasan Bobby Nasution Belum Dihadirkan di Sidang Korupsi Jalan Sumut
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional