Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan bahwa penerapan penyederhanaan kurikulum akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2021.
Nadiem mengatakan penyederhanaan kurikulum yang saat ini tengah dibahas Kemendikbud bersama berbagai pihak akan diterapkan terlebih dahulu di sekolah-sekolah penggerak.
"Jadi di 2021 tidak akan ada penyederhanaan yang bersifat nasional, hanya di sekolah penggerak kami melakukan berbagai eksperimentasi untuk menggerakkan ini, jadi fokusnya ada di sekolah penggerak, bukan dalam skala nasional," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Rabu(23/9/2020).
Sekolah penggerak adalah sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah yang berasal sebelumnya dari program guru penggerak dan memiliki beberapa guru penggerak, sekolah ini nantinya akan menjadi tempat pelatihan bagi sekolah di sekitarnya.
Evaluasi uji coba penyederhanaan kurikulum di sekolah penggerak ini nantinya akan menjadi tanggung jawab direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan serta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
"Ini akan menjadi fokus GTK, Balitbang juga akan mendukung untuk dari sisi prototyping untuk permutasi penyederhanaan kurikulum," jelasnya.
Nadiem memastikan penyederhanaan kurikulum juga akan dilakukan uji publik melalui Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan, sehingga ini dianggap sebagai partisipasi publik secara umum.
"Tidak ada rencana di 2021 dan tidak akan terjadi tanpa ada partisipasi publik dan uji publik dan ini akan dimulai dari DPR," pungkas Nadiem.
Sebagai informasi, saat ini Kemendikbud masih menerapkan Kurikulum 2013 (K-13) yang merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Baca Juga: Sampoerna Foundation Bantah Jadi Inisiator Penghapusan Pelajaran Sejarah
Berita Terkait
-
Sampoerna Foundation Bantah Jadi Inisiator Penghapusan Pelajaran Sejarah
-
Bisa Kapan dan di Mana Saja, Menteri Nadiem: Belajar Online Jadi Hal Lumrah
-
Sejarah Dihapus Usulan Sampoerna? Fadli Zon Desak Nadiem Turun Tangan
-
Alvin Lie Protes ke Nadiem: S3 Kayak Saya Tak Perlu Dikasih Kuota Gratis!
-
Tengku Vs Netizen Soal Sejarah NKRI: Anda Kok Nalarnya Lemah Sekali?
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Transjakarta Tabrak Toko Akibat Sopir Kurang Konsentrasi, Satu Orang Luka-luka
-
SBY Bicara soal Demo 10 Hari Terakhir: Menyadarkan Kita Harus Jaga Dialog dan Kebersamaan
-
Kekayaan Bos Gudang Garam Terjun Bebas, Video Badai PHK Massal Viral!
-
Deodoran hingga Celana Dalam Delpedro Nyaris Disita Polisi, Lokataru: Upaya Cari-cari Kesalahan!
-
Geger Jaket Berisi Ratusan Butir Peluru di Sentani Jayapura, Siapa Pemiliknya?
-
Dikenal Licin, Buronan Asal Maroko Kasus Penculikan Anak Tertangkap usai Sembunyi di Jakarta
-
Prabowo Pertahankan Kapolri usai Ramai Desakan Mundur, Begini Kata Analis
-
Icang, Korban Congkel Mata di Bogor Meninggal Dunia
-
Gibran Dikritik Habis: Sibuk Bagi Sembako, Padahal Aksi Demonstrasi Memanas
-
Wajib Skrining BPJS Kesehatan Mulai September 2025, Ini Tujuan dan Caranya