Suara.com - Analis dari University of Sydney, Thomas Power menganggap Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko lebih mudah merebut kekuasaan Partai Demokrat untuk menjadi kendaraannya bergerilya di jalur politik, ketimbang harus membangun sebuah partai politik anyar.
Meski memiliki uang banyak, tapi akan sulit bagi Moeldoko menciptakan parpol dengan nama besar.
Thomas menjelaskan, apabila Moeldoko memilih jalur membangun sebuah partai, maka ia harus merekrut kader dari grassroot sampai ke pusat.
Meski sudah menggelontorkan dana yang berlimpah, sulit rasanya membawa partai politik masuk ke ranah parlemen.
"Kalau pak Moeldoko meskipun dia orang yang kaya raya, meskipun dia punya uang yang banyak sekali kalau dia ingin membangun partai dari nol itu butuh waktu yang lama," jelas Thomas dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (12/3/2021).
Ia lantas memberikan contoh dengan partai politik anyar yang masih kesulitan bahkan untuk merebut kursi minimal setingkat DPRD, yakni Partai Berkarya.
Meski dibangun oleh dana yang tidak sedikit, tapi nyatanya sulit bersaing dengan partai-partai politik besar.
Hal tersebut dikarenakan pimpinannya yang tidak memiliki elektabilitas tinggi karena tidak populer di masyarakat.
"Sama seperti pak Moeldoko tidak terlalu diskuasi rakyat tidak populer dan lihat elektabilitasnya sangat rendah," ucapnya.
Baca Juga: Kubu AHY Beberkan Bukti KLB Partai Demokrat di Deli Serdang Ilegal
Karena itu, menurutnya wajar apabila Moeldoko lebih memilih rebut partai politik yang memiliki 54 kursi di DPR.
Meski dianggap tidak etis, tetapi cara itu dianggapnya lebih mudah bagi seorang Moeldoko menempuh tujuannya di jalur politik.
"Jauh lebih mudah sudah punya nama, sudah punya posisi di DPR buat dia sendiri kalau mau cari kendaraan lebih baik merebut kendaraan yang telah ada daripada membangun dari nol," tutupnya.
Berita Terkait
-
Analis Asing: Walau Tak Tahu, Jokowi Diuntungkan dari Politik Moeldoko
-
Peneliti Asing soal KLB: Baru Ini Ada Presiden Tak Tahu Pergerakan Bawahan
-
Gelar Apel Siaga, Tuntutan DPD Partai Demokrat Minta Aparat Usut Otak KLB
-
Kubu AHY Tuding Ada Oknum Kekuasaan di Balik KLB Demokrat Deli Serdang
-
Kubu AHY Ungkap Bukti Kader Partai Lain Ikut KLB Demokrat Deli Serdang
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
KPK Geledah Rumah Dinas Gubernur Riau, CCTV Disita!
-
Justru Setuju, Jokowi Santai Usulan Gelar Pahlawan Soeharto Tuai Protes: Pro-Kontra Biasa
-
Jawab Tantangan Krisis Iklim, Indonesia Gandeng The Royal Foundation di Rio 2025
-
Anggur Hijau Terkontaminasi Sianida Terdeteksi di Menu MBG, DPR Soroti Pengawasan Impor Pangan
-
KPK Ungkap Alasan Sekdis PUPR Riau Tak Berstatus Tersangka Meski Jadi Pengepul Uang Pemerasan
-
Belum Tahan Satori dan Hergun Tersangka Kasus CSR BI-OJK, Begini Ancaman Boyamin MAKI ke KPK
-
Polisi Bongkar Bisnis Emas Ilegal di Kuansing Riau, Dua Orang Dicokok
-
Muhammadiyah Tolak Keras Gelar Pahlawan, Gus Mus Ungkit 'Dosa' Soeharto ke Kiai Ponpes
-
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Gaet Investasi Rp62 Triliun dari Korea di Cilegon
-
BAM DPR Dorong Reformasi Upah: Tak Cukup Ikut Inflasi, Harus Memenuhi Standar Hidup Layak