Suara.com - Uni Eropa menjatuhkan sanksi ada hari Senin terhadap individu yang terkait dengan kudeta militer di Myanmar. Sanksi ini adalah tanggapan paling serius dari Uni Eropa sejauh ini.
Menyadur DW Selasa (23/03) hal ini terungkap saat para menteri luar negeri anggota Uni Eropa mengadakan pertemuan di Brussel.
Setidaknya 250 orang telah tewas dalam tindakan keras yang dilakukan terhadap militer terhadap protes anti-junta yang sedang berlangsung.
Ketua junta militer Min Aung Hlaing mendapat sanksi berupa pembekuan aset dan masuk dalam daftar hitam larangan visa.
"Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan mengenai fungsi negara dan ia bertanggung jawab untuk merusak demokrasi dan supremasi hukum," jelas jurnal resmi.
Sebanyak 11 orang yang terlibat dalam kudeta militer Myanmar dan penindasan para demonstran menjadi sasaran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menekankan bahwa Uni Eropa hanya menargetkan individu yang bertanggung jawab atas kekerasan di Myanmar.
"Jumlah pembunuhan telah mencapai tingkat yang tak tertahankan, itulah sebabnya kami tidak akan dapat menghindari pemberian sanksi," kata Maas.
"Kami tidak bermaksud untuk menghukum rakyat Myanmar tapi mereka yang terang-terangan melanggar hak asasi manusia. Kami masih mendorong untuk tetap berdialog untuk solusi damai," tambahnya.
Baca Juga: Myanmar Semakin Bergejolak, PBB: 138 Demonstran Tewas Sejak Kudeta Militer
Tom Andrews dari PBB juga menyerukan sanksi sebagai tanggapan atas serangan kejam junta militer mereka terhadap rakyat Myanmar. "Dunia harus merespons dengan memotong akses mereka melalui uang dan senjata," cuitnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar
-
Apresiasi Mendagri untuk Komisi II atas Dukungan terhadap Program Kinerja Kemendagri 2026
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?
-
Nasib 16 Calon Hakim Agung Ditentukan Besok, Komisi III DPR Gelar Rapat Pleno
-
Bukan karena Isu Ijazah Palsu, KPU Beberkan Alasan Data Capres Dirahasiakan
-
Masih Sebatas Usulan, Menteri HAM Ternyata Belum Sampaikan ke DPR soal Lapangan Demo
-
Integrasi Data dengan Dukcapil Percepat Proses Layanan BRI