Suara.com - Sejak Donald Trump mengatakan COVID-19 sebagai 'virus Cina', kejahatan bermotif kebencian kepada orang-orang keturunan Asia di Amerika dilaporkan melonjak. Sekjen PBB minta kekerasan anti-Asia dihentikan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres prihatin dengan meningkatnya kekerasan terhadap orang Asia dan orang-orang keturunan Asia secara global selama pandemi COVID-19, kata juru bicara PBB Farhan Haq pada Senin (22/03).
Meskipun pernyataan PBB tersebut tidak merujuk ke negara tertentu, pernyataan ini muncul setelah peristiwa penembakan di Atlanta awal bulan ini yang menewaskan delapan orang di tiga panti pijat di mana enam korban di antaranya wanita Asia-Amerika.
Peristiwa itu memicu ketakutan di antara orang-orang Asia-Amerika Komunitas Kepulauan Pasifik, yang mana dilaporkan terjadi peningkatan kejahatan bermotif kebencian sejak Maret 2020 ketika Presiden AS kala itu Donald Trump menyebut COVID-19 sebagai "virus Cina."
"Dunia telah menyaksikan serangan mematikan yang mengerikan, pelecehan verbal fisik, perundungan di sekolah, diskriminasi di tempat kerja, hasutan kebencian di media dan di platform media sosial, dan bahasa yang menyulut oleh mereka yang memegang kekuasaan,'' kata Haq.
Babak baru mengerikan
"Di beberapa negara, wanita Asia telah menjadi sasaran penyerangan, menambahkan kebencian terhadap wanita ke dalam campuran kebencian yang beracun.'' kata Haq.
"Kami ingin semua kekerasan seperti itu dihentikan."
Insiden penembakan tersebut diduga dilakukan oleh Robert Aaron Long, yang menurut polisi memiliki banyak masalah pribadi, salah satunya "kecanduan seksual."
Baca Juga: Penembakan di Atlanta: Meningkatnya Kekerasan Terhadap Warga Asia di AS
Ini adalah babak baru nan mengerikan dalam sejarah yang memalukan bagi wanita Asia yang dijadikan sebagai objek seks.
Tak hanya wanita, pria Asia juga disebut menjadi sasaran kekerasan setelah ditemukannya COVID-19 di kota Wuhan, Cina.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Atlanta pada Jumat (19/03) pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menyesalkan adanya peningkatan kekerasan anti-Asia dan meminta semua oang Amerika untuk berdiri bersama melawan kebencian. rap/vlz (Reuters, AP)
Berita Terkait
-
Nepal Mencekam: 20 Tewas dan PM Mundur, Sekjen PBB Antonio Guterres Turun Tangan
-
Cek Fakta: Prabowo Usulkan Referendum di Aceh dan Papua Barat ke PBB, Benarkah ?
-
PBB Prihatin Serangan AS ke Reaktor Nuklir Iran: Ancaman Perdamaian Dunia
-
Murka Aksi Genosida Israel, PBB Serukan Gencatan Senjata Permanen: Seret Pelaku ke Pengadilan!
-
Guterres Geram: PBB Minta Gencatan Senjata dan Akses Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta