Suara.com - Konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas di Gaza, Palestina, tidak bisa dilepaskan dari tokoh yang bernama Khaled Mashal. Tidak heran jika profil Khaled Mashal menjadi sorotan.
Khaled Mashal lahir di Silwad, sebuah desa di utara Ramalah, Palestina, tanggal 28 Mei 1956. Sosok Khaled Mashal, inilah, tokoh yang paling utama teroris, pemegang remote control jarak jauh, setiap kali Hamas (Gerakan Pertahanan Islam) melakukan aksinya, mengganggu ketenangan Israel, sebagai proxy Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.
Sosok Khaled Mashal kembali menjadi sorotan karena perang Hamas dan Israel semakin memanas. Khaled Mashal adalah pemimpin politik Palestina yang juga menjadi pimpinan organisasi paramiliter Islam, Hamas. Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak ulasan seputar profil Khaled Mashal yang telah berhasil dirangkum dari berbagai sumber di bawah ini.
Latar Belakang Khaled Mashal
Di saat menginjak usia 11 tahun, Khaled Mashal dan keluarganya melarikan diri ketika Israel merebut Tepi Barat dari Palestina pada tahun 1967. Mereka menetap di Kuwait, yaitu di tempat ayah Mashal telah tinggal dan bekerja sebagai buruh tani dan pengkhotbah sejak akhir tahun 1950-an.
Kemudian Mashal tumbuh sebagai sosok yang taat agama, dan dirinya tertarik pada aktivisme politik Islam, hingga bergabung dengan Ikhwanul Muslimin cabang Palestina di Kuwait pada usia 15.
Mashal mendaftar di Universitas Kuwait pada tahun 1974, dan dirinya mempelajari fisika, serta berpartisipasi dalam aktivisme Palestina. Lalu Mashal dan rekan-rekan Islamisnya bentrok dengan sekulerfaksi nasionalis yang mendominasi Persatuan Mahasiswa Palestina di universitas.
Hingga mereka akhirnya memisahkan diri untuk membentuk perkumpulan mahasiswa mereka sendiri. Setelah lulus, Mashal tetap di Kuwait, di mana dirinya mengajar fisika dan tetap aktif dalam gerakan Islam Palestina.
Pada tahun 1984, Mashal berhenti mengajar dan fokus pada pekerjaan politiknya, yang terdiri dari pengorganisasian dan penggalangan dana untuk membangun jaringan layanan sosial Islam di Jalur Gaza dan Tepi Barat, serta untuk mengembangkan kemampuan militer Islamis Palestina.
Baca Juga: Palestina Terus Digempur, Aktor Avengers Ini Sebut Israel Perlu Disanksi
Singkat cerita, pada tahun 1997, Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, mengirimkan dua orang pembunuh bayaran untuk membunuh Mashal. Namun operasi itu gagal dan orang-orang itu segera ditangkap.
Setelah itu, Khaled Mashal dipilih sebagai pimpinan Hamas yang baru saat Sheikh Ahmed Yassin pendiri Hamas terbunuh akibat serangan udara Israel tahun 2004. Lalu pada bulan Mei 2009, Mashal dipilih kembali oleh anggota Hamas untuk memimpin kelompok politik itu selama beberapa tahun lagi.
Hidup Mewah di Qatar
Diketahui Khaled Mashal hidup mewah di Doha, Qatar, dengan total kekayaan pribadi hasil perhitungan para analis terorisme mencapai Rp36,400 triliun (US$2,6 miliar) pada tahun 2020. Khaled Mashal, terus bergelimang harta di Doha, di balik ratusan warga Palestina di Gaza, yang selalu menjadi korban jiwa, setiap kali konflik dengan Israel.
Dompet Khaled Mashal terus menebal setiap kali muncul konflik antara Israel dan Palestina. Khaled Mashal menyusun proyek agitasi, di mana berbagai bentuk audio visual palsu, berupa derita nestapa rakyat Palestina.
Masyarakat beragama Islam dari berbagai negara, mengumpulkan donasi dan uangnya masuk satu pintu, yaitu Khaled Mashal. Uang hasil donasi, kemudian dibelikan senjata, biaya pelatihan militer, hingga mendidik tenaga perakit roket dan bom, sekitar 40 persen dari dana donasi yang masuk.
Berita Terkait
-
Robbie Williams Diusir dari Istanbul, Konsernya Batal Total Akibat Tudingan Pro-Israel
-
Tak Gentar Melawan Israel, Chiki Fawzi dan Relawan Siapkan Misi Baru untuk Gaza dari Indonesia
-
Batal Ikut Kapal ke Gaza, Chiki Fawzi: Kalau Aku Ditangkap Israel, Ayah Rasanya Kayak Apa?
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Dosen Filsafat Ungkap Masalah Demokrasi di Indonesia: Dari Politik Feodal hingga Hilangnya Oposisi
-
Polda Jatim Bakal Tetapkan Tersangka Usai Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Rampung
-
Ngaku Pendukung Jokowi, Peserta Ini Disoraki di Tengah Diskusi Demokrasi
-
Viral Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg, Sebut Dioplos Air Padahal Ini Fakta Ilmiahnya
-
Berhasil Identifikasi, 17 Jasad Santri Tragedi Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
-
Lewat Modul P5, Literasi Jaminan Sosial Dinilai Bisa Ditanamkan Sejak Dini
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global