Suara.com - Gejolak antara Israel dan militan Hamas di Gaza kembali menyalakan ketegangan di komunitas Arab dan Yahudi. Segala yang hancur dalam bentrokan selama 11 hari, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali.
Gencatan senjata atas konflik di Gaza telah tercapai, tetapi situasi kondusif belum sepenuhnya dirasakan komunitas warga Arab dan Yahudi di Israel.
"Di Yerusalem [Timur], orang Yahudi dan Palestina bahkan tidak membeli roti dari satu sama lain jika mereka tidak mau," kata Samah.
Dua bulan lalu, Samah pindah ke Haifa. "Di Haifa, orang Yahudi dan Palestina dipaksa untuk bertemu satu sama lain setiap hari.
Kota ini tidak terbagi menjadi dua bagian seperti Yerusalem." Haifa merupakan kota terbesar ketiga di Israel.
Orang Arab dan Yahudi hidup berdampingan di sana, meski ketegangan dan permusuhan masih membayangi mereka.
Hanya dua hari setelah Hamas meluncurkan roket pertamanya ke Yerusalem, pengunjuk rasa Yahudi di Haifa melemparkan batu ke arah seorang pengendara mobil Palestina. Insiden lainnya, lima orang Arab Israel menyerang seorang pria Yahudi di kota Acre.
Gencatan senjata saja tidak cukup Kota di mana orang Arab dan Yahudi tinggal berdampingan selama beberapa dekade, seperti Haifa, Lod, dan Jaffa memang tidak terdampak tembakan roket secara langsung, tetapi amarah dalam diri setiap orang masih ada.
"Tidak ada hidup berdampingan yang nyata," kata Samah, ketika dia berbicara tentang rumah barunya di Haifa. "Di sini, orang Palestina selalu menjadi [warga negara] kelas dua. Ini semakin jelas sekarang."
Baca Juga: Ikut Aksi Bela Palestina, Eks Ketua FPI: Kami Tak Yakin Israel Tepat Janji
Bagi Halil, remaja berusia 15 tahun yang lahir dan besar di Jaffa, kesepakatan gencatan senjata pada Jumat (21/05) adalah "berita yang luar biasa, tetapi ini baru permulaan," jelasnya saat melayani pelanggan di toko roti keluarganya.
"[Polisi] memblokir jalan-jalan di sini setiap malam, mencegah orang lewat, menanyai kami. Mengapa? Apakah kami penjahat? Kami hanya ingin menjalani hidup kami dengan damai - di tanah kami."
Salah satu pelanggan Halil, Adam yang berusia 42 tahun, seorang penduduk Yahudi di Jaffa, pun setuju.
"Apa pun sikap politik Anda, faktanya adalah bahwa baik orang Yahudi dan Palestina harus belajar untuk hidup dengan satu sama lain. Tidak ada kemungkinan realistis lainnya."
Di kota Lod, di mana 40% populasinya adalah orang Arab, seorang Palestina-Israel berusia 32 tahun ditembak dan dibunuh, sementara sinagoga dan properti Yahudi lainnya dibakar.
Kemudian di pekan yang sama, seorang pria Yahudi meninggal setelah diserang oleh sekelompok orang Arab-Israel.
Berita Terkait
-
14 Negara Setuju, AS Sendirian Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di DK PBB
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat Berkat "Gencatan Senjata" Tarif AS dan China
-
Gencatan Senjata, Kamboja dan Thailand Sepakat Damai Usai Perang Berdarah di Perbatasan
-
Israel Serang Ibu Kota Suriah, Sempat Kirim Peringatan ke Pemerintah
-
Trump Umumkan Perang Iran-Israel Berakhir, Tapi Mengapa Ia Juga Sebut Bisa Meletus Lagi 'Segera'?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Tewas usai Melahirkan Bayi, Mayat Terapis Wanita Ditemukan di Musala Terminal Kalideres
-
Polisi Kondisi Mabuk Perkosa Gadis 16 Tahun, Begini Nasib Bripka RN Gegara Ulah Cabulnya!
-
Kejar Target 80 GW PLTS Desa, Bahlil Kirim Tim ke India Pelajari Listrik Murah 3 Sen/KWh
-
Dana Reses DPR Jadi Rp 702 Juta, Dasco Akui Ada Salah Transfer Rp 54 Juta yang Ditarik Kembali
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!