Suara.com - The Hongkong and Shanghai Bank Corp Ltd (HSBC) mendukung penguatan konektivitas digital di Indonesia. Sebab, konektivitas digital kini semakin menjadi kebutuhan. Meskipun jumlah pengakses internet Indonesia telah mencapai 202,6 juta, penyebarannya sendiri belum merata di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari komitmen HSBC untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi digital nasional, HSBC telah merangkul sindikasi bank internasional, export credit agency dan bank pembangunan multilateral untuk mendukung pembiayaan proyek Satelit Republik Indonesia (SATRIA), satelit multifungsi nasional pertama yang diselenggarakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
SATRIA diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informatika RI untuk menyediakan layanan internet pita lebar (broadband) termasuk akses WiFi gratis, di lebih dari 150.000 titik pelayanan publik termasuk sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintahan di daerah terpencil di Indonesia. Proyek SATRIA ini merupakan inisiatif dari Pemerintah Indonesia untuk mengurangi kesenjangan digital dan memenuhi kebutuhan online secara cepat seiring pandemi Covid-19.
Proyek ini termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional Pemerintah Indonesia dan menjadi salah satu kunci pengembangan konektivitas broadband secara nasional, mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan masih banyak masyarakat yang belum terjangkau akses internet.
Satelit pemerintah ini, dikerjakan PT Satelit Nusantara Tiga, perusahaan yang dibentuk oleh pemenang tender yang terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera.
“Di era digital saat ini, penguatan dan perluasan konektivitas digital akan sangat meningkatkan akses pendidikan serta pelayanan kesehatan yang berkualitas, sekaligus menurunkan tingkat kesenjangan ekonomi dan infrastruktur, yang menjadi bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Dengan adanya proyek SATRIA, kami berharap PSN dapat membantu ribuan sekolah serta fasilitas pelayanan publik, juga membuka akses internet yang setara bagi jutaan masyarakat dari Sabang hingga Merauke,” jelas President Director PT Pasifik Satelit Nusantara, Adi Rahman Adiwoso dalam sebuah diskusi virtual bertajuk ‘Peran Perbankan Dukung Upaya Perluasan Konektivitas Nasional melalui Proyek SATRIA’, Selasa (22/6/2021).
Adi menjelaskan, proyek ini merupakan proyek yang fantastis karena membutuhkan anggaran yang begitu besar. Setidaknya Rp8 triliun atau setara 550 juta dolar AS dipersiapkan untuk proyek strategis ini.
Melalui Direktorat Global Banking, HSBC memanfaatkan jaringan globalnya dalam menghadirkan solusi perbankan yang terintegrasi untuk mendukung kesuksesan proyek SATRIA, termasuk advisory, arranging, hedging, trade finance, dan layanan account & agency. Sebagai satu-satunya Financial Advisor dan Sole Social Structuring Bank untuk proyek SATRIA, HSBC memimpin strukturisasi pembiayaan multi-tranche yang terdiri dari kredit dengan jaminan BPIfrance yang dibiayai oleh HSBC, Santander dan Korea Development Bank, serta kredit komersial tanpa jaminan yang dibiayai oleh Asian Infrastructure Investment Bank dan Korea Development Bank.
President Director PT Bank HSBC Indonesia, François de Maricourt menjelaskan, permintaan terhadap integrasi data akan terus meningkat selama pandemi dan kedepannya. Untuk itu, melalui dukungan jaringan global serta keahlian HSBC dalam strukturisasi pembiayaan, HSBC berkomitmen untuk membantu membuka akses bagi sekolah, fasilitas publik serta masyarakat di daerah tertinggal untuk bisa terhubung dan tumbuh.
Baca Juga: Satelit Satria-1 Sudah Masuk Tahap Konstruksi
“Khususnya melalui SATRIA, yang kami yakini akan berperan penting dalam memperkuat konektivitas digital Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” ucapnya.
Proyek SATRIA menjadi proyek swasta pertama di Indonesia yang dibiayai oleh Asian Infrastructure Investment Bank. Selain itu, SATRIA juga satelit pertama di dunia yang dibiayai oleh Asian Infrastructure Investment Bank dan Korea Development Bank. Transaksi pembiayaan ini berhasil mendapatkan predikat sebagai social loan untuk membiayai proyek SATRIA dalam PSN Social Financing Framework yang baru. Sustainalytics memberikan opini pihak kedua (Second-Party Opinion) mengenai PSN Social Financing Framework, dan merupakan opini yang kredibel dan berdampak luas, serta selaras dengan empat komponen utama dalam Social Bonds Principles 2020 dan Social Loan Principles 2021.
Adi Kembali menjelaskan, bahwa program ini, didukung oleh bank penjamin yaitu Bpifrance Assurance Export (Bpi), export credit agency dari Prancis, serta lembaga keuangan multilateral Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang berbasis di Beijing, Tiongkok. Persentase fasilitas pinjamannya sekitar 425 juta dolar AS, atau setara dengan 77,27 persen dari seluruh total investasi. Sementara itu sisanya sebanyak 125 juta dolar AS atau setara 22,73 persen dari total investasi SATRIA akan menggunakan modal Konsorsium PSN.
"Terima kasih atas kepercayaan, terutama kepada HSBC dan bank-bank lainnya untuk juga memberikan kepercayaan dalam memberikan biaya dalam projek ini," kata Adi dalam forum tersebut.
Berbicara teknis, Adi menuturkan bahwa nantinya PSN akan menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan rocket launcher produksi Space-X yaitu Falcon 9-5500 dari Amerika Serikat.
Adapun Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), Bambang Nugroho menambahkan, proyek yang akan selesai 2023 mendatang ini diharapkan bakal memberi manfaat efisiensi yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia yang tersebar di puluhan ribu pulau.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
 - 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid