Suara.com - Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) menggelar webinar edisi Sabtu (11/9/2021), dengan “Inovasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan di Bidang Pertanian dan Peternakan di Masa Pandemi Covid-19”. MIPI menghadirkan narasumber utama, yakni Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk mengupas peran pertanian pada masa pandemi.
Dalam sambutannya, Ketua Umum MIPI, Bahtiar mengatakan, di tengah banyaknya teori dan konsep tentang pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan, belum ada variabel pandemi yang diteliti. Referensi pun belum cukup ada sehingga para ilmuwan perlu memasukkan variabel pandemi tersebut.
“Hampir seluruh konsep pemberdayaan yang dibangun hari ini, yang tersedia itu tidak pernah dikaji, diteliti, diriset dalam kondisi pandemi, karena kan pandemi ini baru pertama kali di seluruh dunia,” katanya.
Padahal menurutnya, bidang pertanian dan peternakan menjadi unggulan dalam kondisi Covid-19 seperti sekarang ini. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2021 bidang pertanian naik 2,95 persen.
“Justru bidang pertanian-perternakan di bidang pangan, ini justru yang menjadi unggulan utama di tengah tidak terlalu baiknya dampak ekonomi nasional maupun lokal akibat pandemi Covid-19,” tambahnya.
Sementara itu dalam pemaparannya, Syahrul mengungkapkan, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Di masa pandemi Covid-19 ini pangan di bidang pertanian dan peternakan menjadi kebutuhan utama yang tumbuh dengan pesat.
"Pertanian adalah salah satu solusi, di Covid-19 ini pertanian tumbuh luar biasa," tutur Syahrul.
Hal ini didukung dengan kondisi geografi Indonesia yang terletak di daerah tropis, di mana pemenuhan kebutuhan akan matahari, angin, dan air melimpah. Potensi tersebut bisa dikembangkan untuk meningkatkan kekuatan bangsa. Di sisi lain pertanian juga bisa membuka lapangan kerja, menjadi pilar pembangunan daerah, dan mengatasi masalah nutrisi pada masyarakat.
“Karena pertanian itu masif, oleh karena itu kalau kita urus pertanian, berarti solusi lapangan kerja kita temukan dalam kondisi apa pun. Kemudian kalau begitu selain pertanian lapangan kerja, pertanian adalah juga tempat makan, bisa memperkuat ekonomi dasar sebuah bangsa,” jelasnya.
Baca Juga: Kemendagri Minta Pemda Atensi Penyesuaian Budaya Kerja
“IBI Kosgoro 1957 telah menetapkan kewirausahaan sebagai corenya, saya sangat setuju, dengan demikian maka ini menghasilkan lulusan-lulusan para mahasiswa yang menjadi job creator, penyedia lapangan kerja. Kita tidak ingin lulusan IBI Kosgoro 1957 menjadi job seaker, kesana kemari bergantung pada orang lain,” harapnya.
Sementara itu, Menpora Zainudin Amali, yang turut hadir menilai, mahasiswa yang kuliah di IBI Kosgoro 1957 sudah memilih kampus yang tepat. Karena tidak semua kampus membekali mahasisiwanya dengan pengetahuan kewirausahaan.
“Anda tidak salah pilih, anda berada di tempat yang benar dan anda berada di tempat yang tepat,” katanya.
Namun begitu, Amali mengingatkan mereka untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan, sebab tidak cukup hanya dengan perkuliahan saja. Namun harus dibarengi dengan peningkatan keterampilan kewirausahaan.
Ia berpesan kepada mahasiswa baru yang mengikuti PKKMB untuk memanfaatkan PPKMB ini dengan sebaik-baiknya sehingga dapat lebih mengenal kampus dan proses akademik.
“Kalau anda tidak menyiapkan diri, itu terasa berat berkuliah. Tetapi kalau anda menyiapkan diri dan memanfaatkan PKKMB ini, maka mudah-mudahan anda tidak akan lama-lama disitu dan targetkan 3 tahun atau berapa semester berada di situ. Saya berharap anda akan bisa cepat selesai dan tentu anda punya bekal akademik dan punya bekal kemampuan kewirausahaan,” tutupnya.
Berita Terkait
-
PKK Pusat Salurkan 10 Ribu Paket Sembako kepada Masyarakat Terdampak Pandemi
-
SP4N LAPOR! Jamin Hak Masyarakat agar Pengaduannya Ditangani oleh Pihak Berwenang
-
Mendagri Tegaskan Komitmennya untuk Pantau dan Evaluasi Pengelolaan Layanan Publik
-
Kemendagri dan Kementerian Kominfo Bakal Dilibatkan untuk Perkuat SP4N-LAPOR!
-
9 Kelurahan Ketahuan Persulit Warga Urus Dokumen Kependudukan, Pemprov DKI Janji Perbaiki
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Tragedi Maut di Exit Tol Krapyak Semarang: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Nyawa Melayang
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran