Suara.com - Kekalahan tim nasional Indonesia dari Thailand dalam piala AFF ramai menjadi perbincangan. Bahkan, seorang emak-emak sampai viral lantaran ngamuk membanting televisi akibat kekalahan menyakitkan itu.
Momen ini dibagikan oleh akun TikTok @garutkomeditv. Hingga berita ini dipublikasikan, video sedikitnya telah disaksikan 100 ribu kali dan mendapatkan 4.000 tanda suka.
"Gara-gara Indonesia kalah vs Thailand, emak gebot banting TV," tulis akun ini sebagai keterangan TikTok seperti dikutip Suara.com, Kamis (30/12/2021).
Dalam video, terlihat emak-emak sedang menonton televisi bersama keluarganya. Ia disebut sedang menonton pertandingan final leg pertama piala AFF antara Indonesia melawan Thailand.
Tiba-tiba, emak-emak itu mengamuk dan melempar bantal ke arah televisi. Ia kemudian bangkit dan menghampiri televisinya dengan emosi.
Tanpa banyak kata, emak-emak itu langsung mencabut kabel televisinya. Hal itu membuat televisi tersebut langsung mati dan ruangan tampak gelap.
Emak-emak itu masih belum puas meski sudah mencabut kabel televisi. Ia langsung mengangkat televisi tabung miliknya tinggi-tinggi, lalu membawanya keluar.
Rupanya, emak-emak itu berniat membanting televisi itu di luar rumah. Ia begitu emosi gegara timnas yang didukungnya kalah dari negara lain.
Aksi emak-emak itu langsung ramai dibanjiri komentar warganet. Mereka menuliskan beragam komentar kocak sampai memberikan saran bagi emak-emak tersebut.
Baca Juga: Tampil Impresif di Piala AFF 2020, Bintang Vietnam Dilirik Klub La Liga Spanyol
"Makannya, mending nonton Liga Thailand (Thai League)," saran warganet.
"Pasti nanti nyesel ngancurin televisi nya," celutuk warganet.
"TV: gue salah apa ya sampai gue digituin," tulis warganet.
"Hari kehancuran televisi Indonesia," sahut warganet.
"Mending nonton Ikatan Cinta saja," saran yang lain.
"Semenjak ada sepak bola Indonesia, TV pada hancur-hancur," timpal lainnya.
Penyebab Timnas Kalah Telak Lawan Thailand
Timnas Indonesia kalah telak dari Thailand 4-0 di final leg pertama Piala AFF 2020. Shin Tae-yong, selaku pelatih timnas mengungkapkan penyebab utama kekalahan tersebut.
Menurutnya, pemain Indonesia masih muda sehingga minim pengalaman saat tampil di laga pamungkas. Rata-rata usia pemain termuda di Piala AFF 2020, yakni 24 tahun. Sementara Thailand rata-rata berusia 28 tahun.
Umur tersebut menurutnya membedakan mentalitas kedua tim saat bertemu di laga penting. Bukan hanya itu, Shin Tae-yong menjelaskan, pemain timnas kebanyakan belum pernah merasakan laga final.
Sehingga, terjadi demam panggung yang membuat mereka tak bisa tampil leluasa. Meski demikian, dia tetap bangga dengan perjuangan para pemainnya.
“Sampai final, para pemain memang mempersiapkan dengan bekerja keras. Namun, banyak pemain yang baru pertama kali bermain di final,” ujar Shin Tae-yong saat menghadiri konferensi pers setelah pertandingan, dikutip Hops.id dari laman resmi AFF, Kamis 30 Desember 2021.
Bukan hanya itu, Shin Tae-yong menjelaskan, gol cepat yang dicetak Chanathip Songkrasin di menit kedua membuat mental pemain Indonesia jatuh.
Sebenarnya, Timnas Indonesia bukannya tanpa peluang. Sebab, beberapa kali mereka juga menggempur pertahanan Thailand. Namun, kata Shin Tae-yong, akurasi tembakan mereka masih terbilang buruk.
“Kami punya peluang yang baik, namun Dewangga tidak bisa mencetak gol, sehingga hasilnya tidak berubah,” tegasnya.
Video ini bisa disaksikan di sini.
Video yang mungkin Anda lewatkan:
Berita Terkait
-
Tampil Impresif di Piala AFF 2020, Bintang Vietnam Dilirik Klub La Liga Spanyol
-
Doddy Sudrajat Mau Baikan dengan Faisal, Tapi Minta Nama Baiknya Dipulihkan: ODGJ Ini
-
Tanggapi Pidato Giring, Mardani Ali Sera: PSI Turun Kelas
-
Jumlah Investor Saham Tahun 2021 Bertambah Dua Kali Lipat Dibanding Tahun Lalu
-
Nyesek! Tagih Hutang ke Pacar Malah Dapat Jawaban Menohok, Warganet sampai Emosi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO