Suara.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyebutkan suhu politik di tahun 2022 berpotensi makin tegang dan memanas, meski tak ada agenda pilkada di tahun ini.
Melansir dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Ujang menilai para capres, cawapres dan partai politiknya akan mulai bergerak untuk mempersiapkan pemilu 2024. Oleh karenannya, ia menyebut, tahun 2022 adalah tahun politik.
"Katakanlah di 2022 tidak ada pilkada, tapi jangan lupa, 2022 adalah tahun politik. Hari ini kita sudah memasuki tahun politik. Nah tahun politik ini saya melihat hanya ada dua hal yang dilakukan oleh para politisi. Termasuk para capres cawapres itu," kata Ujang dikutip dari Wartaekonomi.co.id, Senin (3/1/2021).
Manuver pertama yang akan dilakukan para kandidat capres-cawapres, menurut Ujang, adalah membangun pencitraan melalui berbagai platform.
"Pertama membangun pencitraan, jadi setiap capres dan cawapres termasuk parpol akan bekerja keras membangun citra diri baik melalui darat maupun melalui udara. Baik melalui media sosial maupun media mainstream. Makanya hari ini muncul buat YouTube (dari para) capres cawapres tersebut," katanya.
Sedangkan pergerakan politik selanjutnya, menurut Ujang, adalah menjatuhkan lawan politik. Hal ini menurutnya akan berbahaya dan dapat memicu kondisi politik tahun 2022 kian memanas.
"Yang kedua yang paling bahaya adalah yaitu membusuk-busuki lawan. Nah membusuk-busuki lawan inilah yang membuat politik akan makin tegang, makin panas. Di sini nanti ada yang menyebar hoaks, memfitnah, ada yang saling melaporkan, dan sebagainya. Nah ini sudah dimulai pada tahun-tahun ini. Artinya serangan-serangan terhadap capres-cawapres akan dilakukan oleh lawan politiknya masing-masing," tandasnya.
Ia juga tak menampik ada kemungkinan, serangan terhadap lawan politik tersebut juga dilancarkan melalui buzzer.
"Semua yang dilakukan capres cawapres termasuk partai itu menggunakan buzzer. Mereka punya cyber army masing-masing. Ini yg membuat narasi politik kita akan semakin memanas," katanya.
Baca Juga: Demokrasi Indonesia Turun, NasDem: Bukan karena Pandemi, Tapi Aturan yang Membatasi
Namun demikian, menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar ini, peta koalisi belum akan menampakkan hilalnya pada tahun 2022 ini.
"Peta koalisi itu akan terlihat di 2024 nanti. Karena ingin melihat elektabilitas dari capres cawapres itu. Jadi partai-partai akan bergerak menentukan arah koalisinya ketika elektabilitas capres-cawapres sudqh kelihatan tinggi dan stabil. Nah, tinggi dan stabilnya itu akan kelihatan di tahun 2024 nanti," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Prabowo dan Ganjar Dinilai Cocok Duet di Pilpres 2024, Pengamat: Punya Bekal yang Sama
-
Prabowo Dinilai Kurang Bisa Tarik Perhatian Publik, Pengamat: Mungkin Masih Atur Strategi
-
Tahun Ini Dana Bantuan Partai Politik di Bekasi Naik Jadi Rp 6.000 per Suara
-
Ungguli Prabowo Dan Anies Versi Survei, Pendukung Pede, Ganjar Bakal Menangi Pilpres 2024
-
Demokrasi Indonesia Turun, NasDem: Bukan karena Pandemi, Tapi Aturan yang Membatasi
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional