Suara.com - Lembaga survei Kedai Kopi membeberkan hasil survei terbaru mengenai pemindahan ibu kota baru.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak ingin pindah ibu kota.
Dikutip dari Wartaekonomi.co.id--jaringan Suara.com, Direktur Eksektif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo memberikan tanggapan terkait studi banding Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) ke Kazakhstan.
Studi tersebut diikuti juga oleh Bappenas dan anggota DPR.
Studi banding tersebut dilakukan untuk mempelajari negara-negara yang pernah memindahkan ibu kota agar bisa diterapkan di Indonesia.
Ternyata hasil survei tersebut menyebutkan terdapat 61,9 persen masyarakat tidak ingin pindah ibu kota.
"Kalau dari hasil survei yang kami lakukan pada November kemarin, yang tidak setuju pemindahan ibu kota baru itu ada 61,9 persen," jelas Kunto Adi, dikutip dari Wartaekonimi.co.id--jaringan Suara.com.
Berdasarkan hasil tersebut, menurutnya para responden tidak menyetujui pemindahan ibu kota ke tempat baru.
Hal tersebut karena keuangan negara yang dinilai belum memumpuni untuk melakukan pemindahan.
Baca Juga: Utamakan Pemenuhan Energi Dalam Negeri, Fraksi PKB Dukung Penghentian Ekspor Batu Bara
"Yang tidak setuju ini beralasan bawa pemindahan ibu kota ini menjadi pemborosan anggaran. Jadi, hal ini bisa merusak sentimen publik terjadap pemerintah kalau dipaksakan," ungkapnya.
Tak hanya itu, Kunto mengatakan rusaknya sentimen masyarakat menjadi salah satu penyebab.
Sebab anggaran negara dianggap tidak boleh disia-siakan untuk memindahkan ibu kota.
"Jadi, menurut saya, ini adalah bentuk ketidaksensitifan pemerintah terhadap krisis yang sudah diarasakan oleh warga terutama krisis terkait pandemi Covid-19," katanya.
Sementara itu, Direktur Political and Public Studies (P3S) Jerry Massie mengatakan pemindahan ibu kota memang baik untuk Indonesia.
"Memang Jakarta sudah tak layak khususnya karena polusi, banjir, dan kepadatan penduduk. Jadi ini bisa jadi grand design untuk pemerintahan yang akan datang," tuturnya.
Berita Terkait
-
Puan Desak Pemerintah Beri Vaksin Booster Gratis, Sudjiwo Tedjo: Pepet dan Pojokkan
-
Puan Maharani Sambut Baik Respons Positif Presiden Jokowi Soal RUU TPKS
-
Dianggap Pemborosan Anggaran, Ini Hasil Survei soal Pemindahan Ibu Kota Negara
-
Utamakan Pemenuhan Energi Dalam Negeri, Fraksi PKB Dukung Penghentian Ekspor Batu Bara
-
Ketua DPR RI Minta Pemerintah Gratiskan Vaksin Booster untuk Masyarakat
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu
-
Lebih Dekat, Lebih Hijau: Produksi LPG Lokal untuk Tekan Emisi Transportasi Energi