Suara.com - Muhammad Ali terlihat lelah. Dia seorang pengungsi Afghanistan yang unjuk rasa bersama ratusan pencari suaka lainnya di depan kantor Amnesty Internasional Indonesia, kemarin.
Semula mereka menyampaikan aspirasi -- mereka ingin segera dikirim ke negara ketiga -- di IRTI Monumen Nasional, Jakarta Pusat, sebelum pindah ke kantor Amnesty.
Keinginan mereka untuk longmarch dari Monas ke kantor Amnesty dilarang polisi karena dikhawatirkan menciptakan gangguan selama perjalanan. Sebagai gantinya, polisi menyediakan beberapa bus untuk mereka.
Pelarangan longmarch diprotes perwakilan pengungsi karena mereka tidak punya niat mengganggu.
Di depan kantor Amnesty, pengungsi dan polisi bersitegang. Polisi hanya mengizinkan 10 orang perwakilan pengungsi masuk ke kantor Amnesty.
Muhammad Ali mengaku didorong dan dipukul polisi ketika hendak memasuki kantor Amnesty.
"Keras sekali bukan seperti manusia, saya tadi dipukul, didorong, padahal kan saya mau masuk, tapi saya didorong," kata Ali kepada wartawan.
Tapi polisi membantah adanya pemukulan terhadap pengungsi.
"Nggak ada kekerasan, semua profesional, anggota kami tahu tindakannya sudah jelas tidak ada kekerasan," kata Kepala Bagian Operasional Porles Metro Jakarta Pusat, AKBP Saufi Salamun.
"Cuma memang ada ketegasan, kan kalau tidak bisa diatur kita harus lakukan sesuatu. Semua anggota di Jakarta Pusat sudah tahu humanis dan soft approach."
Ingin mendapatkan kepastian
Para pencari suaka sudah berada di Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu dan sampai sekarang belum mendapatkan kepastian dari PBB mengenai kapan dikirim di negara ketiga.
Mereka mengangkat spanduk-spanduk, di antaranya bertuliskan "We Hope Freedom Could Be Hard By Third Resettlement Countries (kami berharap segera ditempatkan ke negara ketiga)" ketika unjuk rasa di depan kantor Amnesty.
Seorang pengungsi bernama Yasin berkata "tuntutannya masih sama, kami kembali mencoba menyuarakan hak kami yang tidak kunjung terpenuhi."
Dia bersama rekan-rekannya mendatangi kantor Amnesty Internasional Indonesia untuk mencari dukungan karena sudah kecewa terhadap UNHCR yang tak kunjung memberikan kepastian.
Tag
Berita Terkait
-
RUU KUHAP Diskriminatif? Pencari Suaka Terancam Sulit Dapat Keadilan di Indonesia!
-
Potret Pengungsi dan Pencari Suaka Demo di Kantor UNHCR
-
Minta Kembali, Para Pencari Suaka Geruduk Kantor UNHCR
-
'Premanisme Sayap Kanan', PM Inggris Kecam Penyerangan Hotel yang Tampung Pencari Suaka
-
Harapan di Tengah Gelombang, Momen Dramatis Penyelamatan 600 Migran di Laut Tengah Menuju Eropa
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Datangi KPK, ICW Bawa 11 Tuntutan Soal Pemberantasan KKN
-
Menkeu Purbaya Minta Maaf Usai Sebut Demo 'Suara Sebagian Kecil Rakyat'
-
Cara Mudah Daftar Jadi Pelaku Usaha Distribusi Pupuk Indonesia Tahun 2026
-
Curhat Menteri Kagetan usai Salah Ngomong, Menkeu Purbaya Siap Dikritik Habis-habisan Wartawan
-
Resmi Jadi Menko Polkam Ad Interim, Ini Rekam Jejak Mentereng Sjafrie Sjamsoeddin di Militer
-
Tambang Freeport Longsor: Tujuh Karyawan Dilaporkan Terjebak
-
Dulu Penggerak Warga Pati, Kini Ahmad Husein Diteriaki Penjilat dan Nyaris Dihakimi Massa
-
Budi Arie Terima Dicopot dari Jabatan Menteri: Saya Hormati Keputusan Presiden
-
Nekat! Apa Sebenarnya Motif Akun Diduga Anak Menkeu Purbaya Serang Sri Mulyani?
-
Ajak Bakar Mabes Polri, Tersangka Laras Faizati Minta Maaf dan Ajukan Keadilan Restoratif