Suara.com - Asisten Redaktur Pelaksana Suara.com Reza Gunadha dan Koordinator Video Editor Suara.com Yulita Futty berbagi tips dan trik membuat konten yang menarik. Dalam mendukung isu keberagaman di Indonesia.
Reza Gunadha membagikan pengalaman membuat berita bertutur atau story telling. Gaya penulisan bertutur penting, agar tulisan yang disajikan bisa menyentuh pembaca. Bahkan wartawan atau penulis diharapkan bisa terlibat dalam proses di lapangan.
"Merasakan langsung apa yang dirasakan narasumber atau korban," ungkap Reza.
Menulis berita bertutur hampir sama dengan membuat film. Dimulai dengan prolog yang menggambarkan detil setiap adegan, menyajikan konflik atau aksi yang meningkat, hingga klimaks ke puncak cerita.
"Namanya busur narasi," ungkap Reza.
Reza memberikan banyak contoh tulisan gaya bertutur yang mampu memberikan dampak. Ketimbang berita yang dituliskan dengan cara yang biasa-biasa saja.
Seperti tulisan wartawan Amerika yang rela menjadi sipir selama satu tahun. Agar bisa menggali kehidupan narapidana lebih detil dalam penjara. Serta liputan pemerasan oleh oknum Kejaksaaan di Lampung oleh wartawan Suara.com.
"Beritanya viral dan bikin wartawan Suara.com sempat mendapat ancaman," kata Reza.
Reza mengajak peserta pelatihan dari sejumlah media lokal di Indonesia membiasakan menulis berita gaya bertutur. Karena pembacanya tidak kalah dengan pembaca berita viral.
Baca Juga: Jurnalis Harus Kritis Memilih Narasumber Kompeten Terkait Isu Keberagaman
Sementara, Yulita Futty mengatakan konten video mengutamakan kecepatan, dan aktualitas. Dalam pembuatannya juga hampir sama dengan membuat berita story telling. Ada perencanaan, riset, pengambilan gambar, editing, hingga distribusi di media sosial.
Peserta harus membuat alur cerita sebelum membuat karya video.
"Dapat dibuat dalam tiga alur. Alur maju, mundur, dan alur maju mundur," kata Futty.
Faktor alat juga harus dipersiapkan dengan baik. Seperti kamera, pencahayaan, dan alat perekam suara.
Selanjutnya wartawan atau videografer harus memahami teknik pengambilan gambar di lapangan agar waktu di lapangan tidak banyak terbuang.
Kemudian lokasi, cara pengambilan gambar, dan adegan yang akan didokumentasikan sudah disiapkan dengan baik.
Setelah pengambilan video selesai. Penting juga memberikan voice over.
"Nyawa dalam video, tidak membosankan, lebih dekat dengan penonton, dan memperjelas isi konten,"
Voice over terbukti membuat video yang disebar di media sosial lebih disukai.
Untuk diketahui, acara tersebut merupakan bagian dari Pelatihan FORB Friendly media yang digelar dengan menerapkan protokol kesehatan di Kantor Suara.com, Kawasan Mega Kuningan Jalam Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Pelatihan digelar selama dua hari, Rabu-Kamis, 9-10 Maret 2022. Menghadirkan para pembicara profesional dari bidangnya.
Berita Terkait
-
Jurnalis Harus Kritis Memilih Narasumber Kompeten Terkait Isu Keberagaman
-
Melek Kesetaraan Gender Bareng SEJUK, Publik Harus Setop Objektifikasi Perempuan
-
HRWG Ajak Jurnalis Memandang Isu Keberagaman di Indonesia dengan Perspektif HAM
-
Media Memiliki Pengaruh dalam Mempromosikan Koeksistensi yang Damai Antarumat Beragama
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?