Suara.com - Anggota DPR Hetifah Sjaifudian mengatakan kegiatan berkemah yang dilakukan Presiden Joko Widodo di Titik Nol Kilometer Ibu Kota Nusantara menjadi simbol pengambilan kebijakan publik dengan didasarkan pada bukti obyektif atau evidence based policy.
"Camping yang akan dilakukan Presiden Jokowi di kawasan IKN Nusantara, yang dimulai Senin (14/3), menjadi simbol dari upaya Jokowi dan Otorita IKN untuk mengambil kebijakan yang berbasis bukti, evidence based policy," katanya, hari ini.
Kegiatan berkemah tersebut bertujuan agar Presiden bersama jajarannya, termasuk kepala dan wakil kepala otorita yang telah ditunjuk, dapat melihat langsung kondisi geografis, alam, lingkungan, dan kehidupan masyarakat setempat, sehingga terjadi interaksi langsung dengan lingkungan setempat.
Dengan demikian, Hetifah berharap berbagai kebijakan pemerintah yang akan diambil dapat mencerminkan realitas kebutuhan dan tantangan di IKN sehingga kebijakan tersebut berpihak pada masyarakat.
"Jangan sampai para petinggi IKN hanya bermimpi membangun kota baru yang futuristik, tanpa memperhatikan kondisi riil dengan seksama," kata dia.
Dia menceritakan kunjungannya saat meninjau lokasi IKN secara langsung dan menyempatkan diri berdialog dengan masyarakat Kecamatan Sepaku.
"Memang medan di Sepaku sangat menantang. Fasilitas publik dan pelayanan dasar sosial maupun infrastruktur usaha dan ekonomi yang tersedia di sekitar lokasi IKN pun masih sangat minim," kata dia.
Berdasarkan fakta lapangan itu, kata dia, proyek pembangunan ibu kota negara yang baru tersebut menjadi pekerjaan tidak mudah, sehingga perlu dukungan banyaknya pihak dan kolaborasi dengan berbagai lintas sektor.
Dia juga berharap dengan berkemah di Titik Nol Kilometer IKN, Presiden melakukan dialog dua arah dengan sejumlah tokoh masyarakat setempat guna meningkatkan tingkat penerimaan warga Kalimantan terhadap IKN.
Baca Juga: SoftBank Mundur dari Proyek IKN, Said Didu Sebut Pemerintah jadi Korban Janji Surga Investor Asing
Berita Terkait
-
Media Asing Sebut IKN Terancam Jadi Kota Hantu, Ini Jawaban Tegas Kepala Otorita
-
Tiba-tiba Disorot Media Asing: IKN Terancam Jadi 'Kota Hantu' di Tengah Anggaran Seret
-
Prabowo Wacanakan Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, DPR Langsung 'Todong' Syarat: Uji Coba di NTT
-
Ketua Komisi X DPR RI: Pengajaran Bahasa Portugis Idealnya Diujicobakan di NTT Terlebih Dahulu
-
Menkeu Tolak Pembayaran Utang Kereta Cepat Pakai APBN, Prof. Sulfikar: 95 Persen Ini Maunya Prabowo
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
Terkini
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas
-
Komisi III 'Spill' Revisi UU Polri yang Bakal Dibahas: Akan Atur Perpanjangan Batas Usia Pensiun
-
Jadi Pondasi Ekonomi Daerah, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh pada UMKM
-
Buntut Demo Agustus Ricuh, 21 Aktivis Didakwa Hina Presiden dan Lawan Aparat
-
Demi Yakinkan Pensiunan, KPK Rela Pinjam Uang Tunai Rp300 Miliar untuk Dipamerkan
-
Drama Pohon Tumbang Usai, MRT Jakarta Kembali Normal Jelang Jam Pulang Kantor
-
Divonis 4,5 Tahun Penjara, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi 'Mengadu' ke Prabowo: Mohon Perlindungan