Suara.com - Sejumlah analisis menilai kemenangan Marcos Jr. pada pemilu Filipina dipengaruhi disinformasi. Dalam dua dekade terakhir, dinasti politik Marcos gencar memperbaiki citra politik mereka.
Ferdinand ‘Bongbong' Marcos Jr. unggul dalam pemilihan presiden di Filipina. Marcos Jr. menang telak dalam persaingan menggantikan Presiden Rodrigo Duterte.
Kemenangan Marcos Jr. ini menjadi torehan baru bagi kebangkitan dinasti politik keluarganya. Sebelumnya sang Ayah, Ferdinand Marcos Sr., digulingkan dalam demonstrasi besar pada 1986 atas tuduhan korupsi, pelanggaran HAM, hingga kepemimpinan yang diktatorial selama dua dekade.
Kemenangan Marcos Jr. juga tidak lepas dari penyatuan dua kekuatan dinasti politik di Filipina. Marcos Jr. mendaulat Sara Duterte, putri Presiden Rodrigo Duterte.
"Dalam pemilu kali ini, dinasti politik Marcos yang kuat di utara Filipina, menjalin kekuatan dengan dinasti politik Duterte yang kuat di bagian selatan,” ujar Yosef Djakababa, Dosen Hubungan Internasional, Kajian Asia Tenggara dari Universitas Pelita Harapan.
Sejumlah analisis menyebutkan kemenangan Marcos Jr. juga dipengaruhi oleh hasil dari kampanye selama beberapa dekade untuk meningkatkan citra publik keluarga.
Filipina menghadapi dominasi jumlah pemilih muda pada pemilu tahun ini. Hal ini yang menjadi salah satu kunci kemenangan Marcos Jr.
"Faktor lainnya adalah pemilih muda di Filipina yang tidak mengalami rezim pemerintahan Marcos Sr. Mereka menghadapi disinformasi mengenai sejarah yang beredar di media sosial sejak dua tahun terakhir,” ujar Yosef Djakababa kepada DW Indonesia.
Disinformasi dan pengaruh pada pemilih muda Marcos Sr. memerintah Filipina dari tahun 1965 sampai 1986.
Baca Juga: Profil Bongbong Marcos Jr, Presiden Terpilih Filipina Anak Ferdinand Marcos Sang Diktator
Dia memimpin sebagai diktator di bawah undang-undang darurat militer dari tahun 1972 sampai 1981. Selama periode tersebut, menurut kelompok hak asasi manusia lebih dari 60.000 orang ditahan, lebih dari 30.000 disiksa, dan diperkirakan sekitar 3.000 dibunuh. Dia digulingkan dalam sebuah revolusi damai pada tahun 1986 dan meninggal pada tahun 1989 dalam pengasingann di Hawaii.
Setelah keluarga Marcos diizinkan kembali ke Filipina pada tahun 1991, Marcos Jr. dan ibunya Imelda dengan cepat kembali ke dunia politik.
Imelda Marcos terpilih menjadi anggota kongres selama empat periode.
Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Kajian Asia Tenggara dari Universitas Indonesia, Linda Sunarti menyebut sikap lupa pada sejarah masa lampau turut mendorong munculnya elektabilitas dinasti politik Marcos di Filipina.
"Ini tidak lepas dari budaya masyarakat Asia Tenggara yang mudah melupakan masa lalunya,” tutur Linda. Di sisi lain, Marcos Jr. berhasil meraup banyak atensi pemilih muda Filipina yang umumnya memperoleh informasi melalui media digital.
"Mereka mengonsumsi bagaimana narasi-narasi di media sosial mengenai sejarah Marcos sebagai era keemasan Filipina. Generasi muda termakan oleh narasi itu. Ini lebih mengkawatirkan bagaimana medsos berdampak pada pemilih muda,” ungkap Yosef Djakababa.
Berita Terkait
-
Bukan Vietnam! Bos JDT Ungkap Pengadu Kasus Naturalisasi Malaysia ke FIFA
-
Debut Menawan Julius Cezar, Raih Medal Perak di Asian Youth Games 2025
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Bela Performa Lamine Yamal, Staf Pelatih Barcelona: Dia Masih 18 Tahun
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda