Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari menyatakan keputusan Presiden Joko Widodo untuk mengganti menteri perdagangan sesuai dengan keperluan.
Menurut dia penggantian posisi menteri perdagangan dari Muhammad Lutfi yang berbasis teknokrat kepada Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan itu sesuai dengan keperluan, meskipun di dalamnya terdapat unsur politis.
"Untuk menteri perdagangan, itu memang ada keperluan. Namun, politisnya juga jelas karena yang diangkat adalah ketua umum DPP PAN. Kita mau bicara itu tidak ada unsur politis, tidak mungkin," kata dia, hari ini.
Salah satu masalah besar di sektor perdagangan saat ini adalah minyak goreng berbasis minyak sawit mentah yang sempat naik harganya dan sulit didapat di pasar-pasar padahal Indonesia adalah negara dengan lahan kebun kelapa sawit paling luas di dunia.
Ia menjelaskan penggantian menteri perdagangan itu memang dibutuhkan akibat adanya sejumlah permasalahan walau pergantian itu juga memiliki momentum untuk masuknya PAN ke dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo.
Menurut dia, sejumlah permasalahan di Kementerian Perdagangan yang pada akhirnya mengakibatkan adanya pergantian menteri itu antara lain adalah masalah ketersediaan dan harga minyak goreng di dalam negeri.
"Jadi ada momentum kasus minyak goreng, maka kemudian momentum itu dijadikan masuknya PAN ke dalam koalisi," katanya.
Ia menilai penggantian menteri tersebut merupakan hak dan kewenangan Presiden Joko Widodo sehingga sudah sewajarnya dilakukan. Pada saat yang sama, Jokowi juga harus mengakomodasi kepentingan multipartai.
"Presiden punya kewenangan untuk mengganti kabinetnya. Di saat yang sama, presiden juga harus mengakomodir kepentingan multipartai," katanya.
Baca Juga: Bisnis Zulkifli Hasan: Dari Pedagang Panci Keliling sampai Komisaris Perusahaan Perkakas
Jokowi melantik Hasan sebagai menteri perdagangan dan Hadi Tjahjanto sebagai menteri agraria dan tata ruang/kepala Badan Pertanahan Nasional pada 15 Juni 2022.
Hasan adalah politisi senior dan pernah menjadi menteri kehutanan pada pemerintahan pertama Presiden Susilo Yudhoyono (2009-2014).
Sedangkan Tjahjanto pernah menjadi komandan Pangkalan Udara TNI AU Adi Soemarmo di Boyolali, Jawa Tengah, di dekat Solo pada 2010-2011, saat Jokowi menjadi wali kota Solo, sekretaris militer pada masa pemerintahan pertama Jokowi (2015-2016), kemudian menjadi kepala staf TNI AU (2017-2018) serta puncak karir kemiliterannya adalah panglima TNI (2017-2021). Ia menggantikan Sofyan Djalil.
Pelantikan mereka berdua berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 64P/2022 Tentang Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024. [Antara]
Berita Terkait
-
Dampingi Prabowo di New York, Menko Zulhas: RI Tawarkan Solusi Pangan dan Iklim di Panggung Dunia
-
Zulhas Dorong Pesantren Dirikan Koperasi Desa, Jadikan Pusat Ekonomi Umat
-
Zita Anjani Lulusan Apa? Banjir Kritik Usai Mendadak Batal Isi Seminar di Unpad
-
5 Kontroversi Zita Anjani, Unggah Produk Pro Zionis Hingga Pembatalan Seminar
-
Inikah 3 Permintaan Zita Anjani Sebelum Batal Datang Seminar? Bikin Dosen Emosi, Panitia Istighfar
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
-
Akankah Dolar AS Tembus Rp17.000?
Terkini
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
PBNU Desak Penetapan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Sebut Pemeriksaan Masih Intensif
-
Apa Itu Cassandra Paradox? Bikin Rocky Gerung Walkout dari Talkshow dengan Relawan Jokowi
-
Isyana Bagoes Oka Dikabarkan Jadi Wakil Ketua Umum PSI, Kaesang Siap Umumkan
-
SMAN 62 Pastikan Farhan Masih Berstatus Siswa Aktif Meski Ditahan Polisi
-
Kementerian BUMN Bakal Tinggal Kenangan, Ingat Lagi Sejarahnya Sebelum Dihapus
-
Minta KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Haji, Awan PBNU: Jangan Digoreng Ngalor Ngidul
-
Bengis! Begal Bersajam di Jakarta Timur Sabet Korban Gunakan Celurit, Pelaku Masih Diburu
-
Dua Kali Sekolah di Luar Negeri, Beda Kampus Gibran di Orchid Park Singapura dan UTS Australia
-
Polisi soal Video Kendaraan Mati Pajak Tak Bisa Isi BBM di SPBU: Hoaks, Tak Ada Larangan Itu!