Suara.com - Korban banjir di Negeri Kaitetu Ambon butuh bantuan. Karena rumah mereka hampir tenggelam.
Jumlah korban banjir mencapai puluhan orang di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).
Kini mereka terpaksa mengungsi karena rumah terendam banjir akibat luapan Sungai Wailoy.
Salah seorang warga, Risal Wainuru mengatakan, dirinya mengungsi bersama keluarganya ke rumah sanak keluarga sudah seminggu.
“Dan sekarang tambah parah. Rumah sudah mau hampir tenggelam air," kata Risal.
Pemerintah melalui media, bisa memberi perhatian lebih kepada warga Negeri Kaitetu.
"Sejauh ini belum ada tanggap bencana apa lagi bantuan. Jadi saya harap pemerintah bisa lirik kami warga Kaitetu di sini,” harapnya.
Selain itu, warga lainnya, Yunus Lumaela mengatakan, sejak Sungai Wailoy di Negeri Kaitetu meluap pada Kamis pekan kemarin, dirinya langsung mengamankan barang-barang penting ke tempat yang lebih aman.
"Sekarang tak bisa masuk rumah. Air masih merendam seluruh ruangan dalam rumah. Ketinggian mencapai dada saya," ungkapnya
Kata Yunus, saat ini banjir semakin parah. Air bahkan sudah masuk hingga ke rumah warga lainnya yang sebelumnya tak terdampak.
"Banjir mulai meluas. Ada sekira 24 rumah yang terdampak banjir. Kami butuh perhatian cepat dari pemerintah," tandasnya.
Menurutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malteng, harusnya pro aktif, artinya, jangan lagi menunggu informasi dari masyarakat.
Kalaupun berita media sudah terpublikasi perihal banjir di Negeri Kaitetu, lanjutnya, maka segera seharusnya lakukan tanggap darurat secepatnya, sebab masyarakat yang menjadi korban sangat membutuhkan bantuan.
"Selain di media sosial facebook, berita banjir lengkap dengan foto-foto juga kan sudah dipublikasi beberapa media online. Ya mestinya itu dijadikan dasar untuk dilakukan tanggap darurat," pungkasnya.
Diketahui, sudah lima hari puluhan rumah warga di Negeri Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) terendam banjir.
Berita Terkait
-
Sayap VV Katwijk, Valentijn Zandbergen: Darah Indonesia Mengalir, Saya Keturunan Ambon
-
Valentijn Zandbergen, Winger Keturunan Ambon Punya Statistik Moncer, Bakal Dilirik PSSI?
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Lanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca di Langit Banten
-
Pemprov DKI Bakal Ganti Nama Kampung Ambon dan Bahari, Stigma Negatif Sarang Narkoba Bisa Hilang?
-
Gempur Titik Rawan Banjir, Pemkot Surabaya Siapkan Drainase Maksimal Jelang Musim Hujan
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat