Suara.com - Pengamat ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada Tadjuddin Noer Effendi mengatakan calo menjadi salah satu isu yang harus ditangani untuk mengatasi persoalan penempatan non-prosedural pekerja migran Indonesia seperti kasus penyekapan pekerja Indonesia di Kamboja baru-baru ini.
"Pemerintah sudah berusaha memberantas calo itu tapi memang tidak mudah," kata Tadjuddin, hari ini.
Akademisi dari UGM Yogyakarta itu mengatakan tidak mudahnya pemberantasan calo diakibatkan aktivitas mereka yang biasanya dilakukan di tingkat desa.
Selain itu, kebanyakan dari mereka menjanjikan bantuan finansial untuk membantu tenaga kerja Indonesia bekerja di luar negeri.
Para calon pekerja tersebut dijanjikan upah tinggi, termasuk juga pekerja Indonesia yang disekap di Kamboja yang dijanjikan upah belasan juta rupiah. Permasalahan calo sendiri, katanya, sudah merupakan isu yang terjadi dalam waktu lama.
Namun, kebanyakan dari mereka tidak mengalami realisasi dari yang dijanjikan bahkan ada pula yang kesulitan melakukan pelaporan karena berangkat tidak sesuai prosedur menggunakan paspor yang berbeda dari identitas asli.
Dia menyoroti bahwa penempatan non-prosedural yang melibatkan para calo tersebut, baik yang berada di Indonesia maupun di negara penempatan, memiliki unsur tindak pidana perdagangan orang.
Untuk mengatasinya maka perlu hukuman yang berat demi memastikan praktik tersebut tidak menjerat kembali warga negara Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri.
"Ini sebetulnya ada unsur perdagangan manusia, harusnya calo ditangkap dan dihukum berat, tapi tidak mudah untuk menangkap mereka," tuturnya.
Baca Juga: KSP Apresiasi Penyelamatan 62 Pekerja Migran Korban Penipuan dan Penyekapan di Kamboja
Sebelumnya, KBRI Phnom Penh bersama Kepolisian Kamboja telah berhasil menyelamatkan 62 PMI yang disekap oleh perusahaan investasi palsu di Kamboja, menurut data Kementerian Luar Negeri sampai Minggu (31/7).
Menurut organisasi nirlaba Migrant Care kebanyakan dari mereka menjadi korban dari modus rekrutmen yang dilakukan secara dari media sosial serta calo. [antara]
Berita Terkait
-
Sebut Partai Pro Pekerja, Begini Strategi PDIP Beri Perlindungan PMI
-
Masalah PMI jadi Fokus Utama, Megawati Wanti-wanti: Proses Pemulangan jangan Ditunda-tunda
-
ESDM Gandeng P2MI, Ciptakan Pekerja Migran Energi yang TerlindungidanKompeten
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Wamen P2MI: Kendala Utama Bahasa
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Polda Metro Jaya Mangkir, Sidang Praperadilan Aktivis Khariq Anhar Ditunda
-
Di Balik Janji Hijau, Dunia Didesak Bersihkan Tata Kelola Tambang
-
Survei Kepuasan Tinggi, Profesor LIPI Soroti Geng Solo dan Menteri 'Nilai Merah' di Kabinet Prabowo
-
Polisi Ungkap Alasan Tak Mau Gegabah Usut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Keluarga Korban Jadi Prioritas
-
Keracunan MBG Masih Terjadi, JPPI Catat Ribuan Orang Jadi Korban dalam Sepekan
-
Geger Kematian Siswa SMP di Grobogan, Diduga Dibully di Sekolah, Polisi Periksa 9 Saksi
-
Usut Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Anggota DPRD Mojokerto
-
Fakta Baru Kematian Siswa SMP Grobogan: Di-bully Lalu Diadu Duel, Tulang Tengkuk Patah
-
Awas Kejebak Macet! Proyek Galian Tutup Jalan Arjuna Selatan, Mobil Dialihkan ke Jalur Lain
-
BGN Latih 10 Ribu Petugas SPPG untuk Tekan Risiko KLB Keracunan Makanan