Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Mahfud MD hari ini juga mengungkapkan pernyataan tertulis dalam akun Instagram-nya, terkait tim polisi yang sudah meminta perubahan jadwal pertandingan karena dinilai berbahaya hingga kapasitas penonton yang jauh dari seharusnya.
"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sdh mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul2 itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," tulis Mahfud melalui keterangan tertulis dalam unggahan Instagram @mohmahfudmd.
2. Pengamanan Liga 1
Dukungan terhadap pelaksanaan Liga 1 musim 2022/2023 dinyatakan oleh Polri. Izin keramaian dan pengamanan siap dilakukan demi kelancaran pertandingan.
Diwakili Kabag Jianling Biro Jianstra Sops Polri, Kombes Umar Surya Fana menyampaikan hal tersebut setelah melakukan rapat koordinasi penyelenggaraan Liga 1 di Kemenpora, Jakarta, 19 Juli lalu.
Umar menjelaskan lebih lanjut jika pengamanan Liga 1 disesuaikan dengan masing-masing wilayah yang menjadi lokasi pelaksanaan. Ia juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar kompetisi berjalan dengan lancar.
Namun, nyatanya, pengamanan Liga 1 yang diungkap Polri bisa dibilang gagal karena ratusan orang harus kehilangan nyawa saat menyaksikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/9/2022).
3. Diancam Sanksi FIFA
Laga antara Arema vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang menewaskan ratusan orang. Indonesia kini terancam sanksi FIFA, salah satunya pencabutan status tuan rumah untuk Piala Dunia U-20 2023 mendatang.
Melihat tragedi Heysel yang mempertemukan Liverpool vs Juventus di final Liga Champions 1984-1985, yang juga memakan korban jiwa. Maka, Indonesia berpotensi menerima sanksi FIFA.
Parahnya lagi, kerusuhan Arema vs Persebaya lebih banyak ketimbang tragedi Heysel yang menewaskan 39 penggemar. Ditambah, kematian itu disebut karena penggunaan gas air mata yang memang dilarang FIFA.
Larangan ini tercatat dalam pasal 19 aturan FIFA tentang Stadium Safety and Security Regulations. Sementara Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta membeberkan alasan pihaknya menembakkan gas air mata.
Hal itu lantaran suporter yang turun memasuki lapangan dan mulai bertindak anarkis. Kerusuhan terjadi usai Arema kalah 2-3 dari rival lamanya, Persebaya.
Suporter Arema yang dijuluki Aremania merasa kecewa dan meluapkan emosi dengan masuk ke lapangan, mengajukan protes terhadap para pemain, hingga mulai melakukan tindakan anarkis.
Rata-rata korban yang meninggal dipicu sesak napas dan terinjak karena berdesakkan saat mencoba keluar stadion. Insiden itu bukan kericuhan antar suporter karena Bonek (pendukung Persebaya) sedang dilarang menonton di dalam stadion.
Berita Terkait
-
Tragedi Kanjuruhan, Media Asing Soroti Penggunaan Gas Air Mata oleh Polisi
-
Ada Tembakan Gas Air Mata di Kanjuruhan Meski Dilarang FIFA, PSSI 'Cuci Tangan': Kami Tidak Campuri SOP Polisi
-
PSM Makassar: Tragedi Kanjuruhan Rugikan Industri Sepak Bola Indonesia
-
Tragedi Kerusuhan dalam Sepak Bola Dunia, Termasuk Peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang
-
Sebelum Tragedi Kanjuruhan Pecah, Sempat Ada Permohonan Jam Kick-off Arema FC vs Persebaya tetapi....
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui