Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan seluruh masyarakat untuk waspada saat akan mengkonsumsi obat-obatan, terutama obat tradisional. Apakah ada cara cek obat tradisional aman atau tidak?
Memang obat tradisional mempunyai banyak sekali manfaat bagi kesehatan. Namun sayangnya BPOM masih menemukan beberapa oknum yang menambahkan bahan kimia pada obat tradisional. Untuk itu, ketahui cara cek obat tradisional aman atau tidak pada ulasan berikut.
Cara Cek Obat Tradisional Aman atau Tidak
- Buka link https://ditwasotsk.pom.go.id/ atau aplikasi OTSK
- Pada halaman utama akan tertera daftar obat hasil pengawasan BPOM
- Cari jenis obat tradisional yang ingin Anda ketahui statusnya
- Di dalam laman atau aplikasi akan tertera informasi terkait obat tradisonal tersebut.
Definisi obat tradisional sendiri adalah bahan atau ramuan bahan yang terdiri dari bahan tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) ataupun campuran dari beberapa bahan tersebut. Secara turun temurun obat tradisional telah digunakan untuk beragam pengobatan penyakit berdasarkan pengalaman.
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, obat tradisional dilarang menggunakan beberapa bahan berikut:
- Bahan kimia hasil isolasi atau sejenis sintetik berkhasiat obat
- Narkotika atau psikotropika
- Hewan atau tumbuhan yang dilindungi
Sampai saat ini Badan POM masih banyak menemukan beberapa produk obat tradisional yang didalamnya ternyata dicampuri oleh bahan kimia obat (BKO). Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan produsen terhadap bahaya konsumsi bahan kimia obat secara tidak terkontrol baik itu dosis atau cara penggunaannya.
Adapun tujuan pemberian bahan kimia obat pada obat tradisional agar obat tradisional lebih mudah bereaksi dalam tubuh. Bahkan pemberian BKO semata-mata demi meningkatkan penjualan. Padahal penggunaan obat tradisional dengan bahan kimia obat dapat memicu terjadinya gagal ginjal, gagal jantung, liver dan terganggunya beberapa organ dalam tubuh.
Tips identifikasi secara cepat adanya BKO di dalam obat tradisional
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan dengan cepat sebagai tindakan kewaspadaan terhadap beberapa jenis obat tradisional tidak aman adalah :
- Apabila jenis produk tertentu di klaim dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit.
- Bila manfaat ataupun kerja obat tradisional dirasa cepat terjadi (cespleng).
Daftar Obat Tradisonal yang Sering Dicampur BKO
- Pegal linu, encok atau rematik: Fenilbutason, parasetamol, antalgin, diklofenak sodium, piroksikam, prednison, atau deksametason
- Pelangsing: Sibutramin hidroklorida
- Peningkat stamina atau obat kuat pria: Sildenafil Sitrat
- Kencing manis ataubdiabetes: Glibenklamid
- Sesak nafas atau asma: Teofilin
Oleh karena itu, BPOM mengimbau kepada para pedagang supaya memproduksi dan menjual produk obat tradisional berkualitas dan wajib memiliki izin edar yang dikeluarkan BPOM. Selain melakukan upaya pemberantasan, BPOM juga menyediakan laman web dan aplikasi untuk memudahkan masyarakat mengecek secara langsung.
Aplikasi yang diluncurkan BPOM bernama E-Public Warning Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan (OTSK). Di dalam apliaksi itu terdapat informasi yang berisi daftar produk OTSK yang di dalamnya mengandung Bahan Kimia Obat berdasarkan hasil pengawasan serta pengujian BPOM.
Seluruh masyarakat bisa mendapatkan berbagai informasi terkait obat tradisional dan suplemen yang telah ditarik maupun dibatalkan peredarannya. Aplikasi OTSK bisa diunduh secara gratis di App Store dan Google Play.
Selain itu, masyarakat bisa melakukan pengecekan Obat Tradisional aman atau tidak melalui link https://e-publicwarningotsk.pom.go.id/pw2022/
Itulah tadi ulasan mengenai cara cek obat tradisional aman atau tidak. Mulai sekarang Anda harus lebih waspada terhadap jenis obat-obatan termasuk obat tradisional yang tak jarang mengandung bahan kimia obat di dalamnya. Semoga bermanfaat!
Berita Terkait
-
Muncul Aspirasi dari Senayan: Rekomendasikan Jokowi untuk Pecat Kepala BPOM jika Terbukti Salah di Kasus Gagal Ginjal
-
Sebelumnya Baik-Baik Saja, Kenapa Kasus Obat Sirup Baru Bermasalah Sekarang?
-
Tidak Mau Disalahkan di Kasus Gagal Ginjal Akut, BPOM Dianggap Buang Tanggung Jawab ke Kemendag
-
BPOM Lakukan Patroli Siber, Terdapat 6.001 Tautan Penjualan Obat yang Berisiko Merusak Ginjal
-
Apa Itu Etilen Glikol dan Dietilen Glikol, Kimia Perusak Ginjal Pada Obat Sirop
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Rocky Gerung 'Semprot' Program MBG: Bukan Generasi Emas, Malah Jadi 'Racun' yang Meneror Sekolah
-
Periksa Saksi dari Asosiasi Travel Haji, KPK Temukan Penyalahgunaan Kuota Petugas Haji
-
Keracunan Massal MBG, FSGI: Itu Kesalahan Badan Negara, Korban Berhak Tuntut Ganti Rugi
-
Detik-detik Ibu Muda di Cipete Bikin Geger: Mules Keluar Bayi, Refleks, Dibuang ke Saluran Air
-
Menteri Hukum Sahkan Kepengurusan PPP Kubu Mardiono, Nasib Kubu Agus Suparmanto di Ujung Tanduk?
-
DPR RI Sahkan Revisi UU BUMN, Kini Kementerian Resmi Berubah Jadi Badan Pengaturan BUMN
-
Kepala BGN Akui Risiko di Program Makan Bergizi Gratis: Regulasi Lemah Hingga Konflik Kepentingan
-
Borok Baru Terkuak, KPK Endus Kuota Petugas Haji 2024 Juga Jadi Bancakan
-
Suara Netizen Lebih Kuat: Densu Batal Tayangkan Podcast Nurul Sahara Usai Ditolak Warganet
-
Fakta-fakta Kebakaran Hunian Pekerja IKN, Ratusan Orang Terdampak