Suara.com - Badan Pemenangan Pemilu Partai Gerindra telah menyiapkan beberapa skenario yang kemungkinan terjadi pada Pilpres 2024. Persiapaan skenario itu sebagai langkah antisipasi untuk meraih dan menjaga kemenangan Prabowo Subianto yang hendak dicalonkan menjadi presiden lagi.
Karena itu ditegaskan Ketua Bappilu Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Gerindra siap dengan segala kemungkinan.
Adapun kesiapan Gerindra itu disampaikan Dasco saat merespons hasil survei Skala Survei Indonesia (SSI). Dalam rilisnya, SSI menyebut Prabowo bisa menang jika Pilpres dilakukan dua putaran.
"Kami telah menyiapkan juga opsi-opsi mengenai pasangan maupun putaran sehingga, apapun itu, kami akan siap menghadapinya," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Mengenai hasil survei SSI, Dasco menanggapi santai. Menurut Dasco, hasil survei merupakan hal yang dinamis dan berubah seiring berjalannya waktu.
Ia berharap ke depan perubahan itu terjadi ke arah lebih baik yang memberikan dampak positif untuk Perabowo.
"Dalam perjalanannya menuju Pemilu nanti pasti kan ada perubahan-perubahan baik perubahan yang lebih baik, ataupun perubahan-perubahan yang lain, tergantung nanti dari tingkat keterpuasan calon pemilih terhadap para calon. Kita beharap bahwa tingkat kepemuasan pemilih terhadap Pak Prabowo ini akan terus tetap," tuturnya.
Diketahui, hasil survei dari SSI menunjukkan nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto unggul pada simulasi pemilihan presiden (pilpres) dua putaran, baik dengan empat maupun tiga kandidat.
Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim mengatakan, simulasi dengan empat kandidat calon presiden, Prabowo unggul dengan elektabilitas 35,3 persen dari nama Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga: Wanti-wanti Jokowi Ke Bakal Capres-Cawapres: Jangan Politisasi Agama, Jangan!
"Di ronde kedua, jika yang maju adalah Prabowo versus Ganjar, maka Prabowo punya potensi lebih besar untuk mengalahkan Ganjar dengan tingkat keterpilihan 35,3 persen; sedangkan Ganjar 33,8 persen," kata Hakim dalam keterangan tertulis, Jumat (18/11/2022).
Sebelumnya, Hakim mengatakan pada ronde pertama simulasi pilpres, justru Ganjar Pranowo unggul dengan elektabilitas 28,6 persen, kemudian Prabowo meraih 26,3 persen, Anies mendapat 23,3 persen, dan Puan memperoleh 0,7 persen; sementara itu, 21,1 persen lainnya tidak menjawab, mengaku tidak tahu, dan belum memutuskan.
"Jika ada empat nama yang maju, belum ada satu capres pun yang memiliki elektabilitas mencapai 50 persen plus 1 untuk bisa memenangi kontestasi (simulasi pilpres) dalam satu ronde. Bahkan, jika suara yang tidak tahu atau tidak jawab atau rahasia atau belum memutuskan ditambahkan secara proporsional ke empat nama yang maju, juga belum (ada 50 persen plus 1)," jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Hakim, pilpres tidak akan selesai dalam satu babak dan berpotensi berlanjut ke putaran kedua. Berdasarkan simulasi itu, yang berpotensi maju ke putaran kedua adalah Ganjar dan Prabowo.
Hakim mengatakan Prabowo unggul pada putaran kedua karena suara para pemilih Anies di putaran pertama cenderung berpindah kepadanya.
"Suara Anies akan berpindah memilih Prabowo sebanyak 31,5 persen, sementara yang memilih Ganjar sebanyak 17,9 persen," katanya.
Selanjutnya, dalam simulasi pilpres dengan tiga kandidat-yakni Prabowo, Anies, dan Puan-pada putaran pertama, Prabowo unggul dengan elektabilitas 31,3 persen; Anies 28,1 persen; dan Puan 3,0 persen. Lalu pada putaran kedua, Prabowo kembali unggul dengan elektabilitas 33,2 persen.
Pada putaran pertama simulasi pilpres dengan kandidat Prabowo, Ganjar, dan Puan, kemenangan diraih oleh Prabowo dengan elektabilitas 31,8 persen; selanjutnya Ganjar sebanyak 31,6 persen dan Puan Maharani 3,3 persen.
"Di ronde kedua, Prabowo memiliki potensi lebih besar untuk mengalahkan Ganjar dengan elektabilitas 35,3 persen, sedangkan Ganjar 33,8 persen," kata Hakim.
Kemudian, pada putaran pertama simulasi dengan kandidat Prabowo, Ganjar, dan Anies, sosok yang unggul adalah Ganjar dengan elektabilitas 29,7 persen, Prabowo 24,8 persen, dan Anies 23,5 persen. Namun, pada putaran kedua, Prabowo justru unggul dengan elektabilitas 35,3 persen karena suara dari pendukung Anies.
Survei SSI dilakukan pada 6-12 November dengan populasi WNI berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode penarikan acak bertingkat dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang dan berasal dari 34 provinsi di Indonesia.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Toleransi atau batas kesalahan survei ini sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Nama-nama kandidat yang muncul dalam simulasi pilpres itu dihadirkan oleh SSI berdasarkan dinamika politik saat ini.
Dengan ambang batas pencalonan presiden dan wapres dari parpol di DPR minimal 20 persen, SSI menemukan empat gugus koalisi yang tampak akan mulai terbentuk.
Pertama, gugus PDIP dengan total kursi 22,3 persen yang berkemungkinan memajukan Puan sebagai capres. Kedua, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Partai Golkar, PAN dan PPP dengan total kursi 25,7 persen mengusung Ganjar.
Ketiga, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang terdiri atas Gerindra dan PKB dengan total komposisi kursi 23,7 persen mengusung Prabowo. Keempat, Koalisi Perubahan dari Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat dengan total kursi 28,3 persen mengusung Anies.
Berita Terkait
-
Ganjar Sambut Puan di Jawa Tengah, Bahlil: Kemesraan Ini Janganlah Cepat Berlalu...
-
Ternyata Ini Sosok Kuat yang Cocok Dampingi Anies di Pilpres 2024, Bukan Aher Atau Khofifah
-
Minta Capres dan Cawapres Tak Bermain Politisasi Agama hingga Identitas di 2024, Jokowi: Sangat Berbahaya Bagi Negara!
-
Titip Pesan ke Capres dan Cawapres, Jokowi: Kalau Bisa Suasana Politik 2024 Itu Adem, Jangan Panas
-
Wanti-wanti Jokowi Ke Bakal Capres-Cawapres: Jangan Politisasi Agama, Jangan!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun