Suara.com - Hasil poligraf atau alat uji kebohongan menunjukkan bahwa Ferdy Sambo tidak jujur soal menembak Brigadir Yosua.
Dalam persidangan lanjutan, mantan Kadiv Propa Polri itu mengakui bahwa poligrafnya menunjukkan ia berbohong.
"Saudara saksi, pernah saudara diperiksa dengan alat poligraf?," tanya hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).
"Pernah yang Mulia," jawab Sambo.
"Dalam pertanyaan di poligraf, saudara ditanyakan apakah saudara melakukan penembakan terhadap Yosua, jawaban saudara apa?," tanya hakim lagi.
"Tidak yang mulia," kata Sambo.
"Sudahkah hasilnya saudara ketahui?," tanya hakim lagi.
"Sudah," jawab singkat Sambo.
"Apa?," tanya hakim
Baca Juga: Pakar Mikro Ekspresi Soroti Suara Pelan Ferdy Sambo saat Bersaksi: Ada Indikasi Kebohongan
"Tidak jujur," ujar Sambo.
Hakim kemudian mengakhiri pertanyaannya. Tapi Ferdy Sambo langung mengajukan argumen bahwa hasil uji poligraf tidak bisa dijadikan bukti.
"Jadi poligraf itu setahu saya tidak bisa digunakan dalam pembuktian di pengadilan. Hanya pendapat saja. Jadi jangan sampai framing ini membuat media mengetahui bahwa saya tidak jujur," kata Ferdy Sambo menginterupsi.
Seperti diketahui, seluruh terdakwa pembunuhan Brigadir J yakni Richard Eliezer, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf menjalani tes uji kebohongan atau poligraf.
Cara Kerja Poligraf
Poligraf atau lie detector atau uji kebohongan adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang berbohong atau mengatakan yang sebenarnya. Alat ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan kasus tertentu karena berguna mengetes kejujuran tersangka atau terdakwa.
Mengutip Psychology Today, alat pendeteksi kebohongan atau poligraf bekerja dengan cara mendeteksi perubahan halus pada respon fisiologis tubuh, ketika orang itu berbohong.
Teori di balik penggunaan alat ini yaitu saat seseorang berbohong, ia akan mengalami keadaan emosional dan respon tubuh tak biasa pada orang jujur, seperti denyut jantung, tekanan darah, pernapasan dan keringat akan bertambah drastis.
Perubahan saat tubuh berbohong ini terjadi karena sistem fight or flight saat seseorang mulai merasa takut. Seperti halnya jantung berdebar atau telapak tangan berkeringat ketika berhadapan dengan anjing galak, bos pemarah atau ujian tertentu.
Namun yang jadi pertanyaan, seberapa besar akurasi dan efektivitas poligraf saat digunakan?
Menurut American Polygraph Association, asosiasi terkemuka dunia yang mendedikasikan penggunaan poligraf sebagai metode ilmiah berbasis bukti ini, membenarkan alat pendeteksi kebohongan akurasinya tidak bisa 100 persen.
Asosiasi yang anggotanya sebagian besar terdiri dari pemeriksa poligraf itu, memperkirakan akurasi tertinggi poligraf bisa mencapai 87 persen. Artinya 87 dari 100 kasus, poligraf secara akurat bisa menentukan seseorang jujur atau berbohong.
Berita Terkait
-
Pakar Mikro Ekspresi Soroti Suara Pelan Ferdy Sambo saat Bersaksi: Ada Indikasi Kebohongan
-
Bucin Akut, Ferdy Sambo Percaya Kesaksian Putri Candrawathi yang Dilecehkan Brigadir J
-
Tak Terima Dipecat, Ferdy Sambo Kini Minta Polri Pecat Bharada E
-
Pengacara Ferdy Sambo Minta Hakim Segera Jatuhkan Hukuman, Udah Pasrah?
-
Fakta Unik iPhone 13 Pro Max Kuat Ma'ruf, Hasil Pemberian Ferdy Sambo
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
RUU Perampasan Aset Jadi Inisiatif DPR, Menkum: Hasil Konsensus Prabowo dan Ketum Parpol
-
KPK Sita Lagi Dua Mobil Mewah Terkait Noel Ebenezer, Sempat Dipindahkan Usai OTT
-
Curhat Budi Arie Usai Dicopot Prabowo: Pagi Masih Rapat di DPR, Sore Dapat Kabar Reshuffle
-
Demonstrasi Masih Terjadi, Sjafrie Sjamsoeddin Klaim Situasi Nasional Aman
-
10 Fakta Sadis Bekas Tukang Jagal Mutilasi Pacar di Mojokerto, Korban Dicincang Jadi Ratusan Potong!
-
Nasib Berbalik 180 Derajat: Dulu Dimusuhi, Kini Sri Mulyani Dibanjiri Simpati Karena Dicopot
-
Pamer Besuk Delpedro Marhaen, Menko Yusril Malah Ditantang Tahan Silfester Matutina: Lembek!
-
Jabat Menko Polkam Ad Interim, Sjafrie Sjamsoeddin Ngaku Belum Bicara dengan Budi Gunawan
-
Syukuran HUT ke-24 Partai, Demokrat DKI Kenang Era SBY: Kekuasaan Bukan Pentas Akrobat!
-
Horor Angin Kencang di Kebon Jeruk, Pohon Raksasa Tumbang Timpa Mobil Polisi dan Dishub