Suara.com - Pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menyebut pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar soal biaya politik sebesar Rp 40 miliar untuk jadi calon anggota legislatif sebagai refleksi praktik demokrasi biaya tinggi di Indonesia.
Menurut Wasisto, angka Rp 40 miliar yang disebut Cak Imin merupakan estimasi kasar dana kampanye yang perlu dikeluarkan calon anggota legislatif.
"Besaran nominal dari biaya itu kan tergantung dari pertama siapa kandidatnya, kedua siapa partainya, karena masing-masing punya kebijakan sendiri soal biaya kampanye tapi kalau secara kasar memang itu juga ditentukan oleh besaran populasi dapil yang ditargetkan oleh si kandidat itu," kata Wasisto saat dihubungi, Senin (14/8/2023).
Pengeluaran itu, lanjut dia, umumya berupa pembelian alat peraga kampanye, honor untuk tim sukses, bantuan sosial, hingga praktik politik uang.
"Bisa jadi juga politik uang ya karena memang hari ini sepertinya sudah menjadi kultur dalam politik kita sebenarnya," ujar Wasisto.
Lebih lanjut, dia tidak bisa menyebut bahwa praktik politik uang dilakukan secara terang-terangan. Sebabnya, hal itu umumnya dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat filantropis.
"Tergantung dari bagaimana kader itu berekspresi karena memang hal-hal seperti ini kan tergantung bagaimana cara mengkomunikasikan dan cara mensosialisasikan penggunaannya (uang) itu," tutur Wasisto.
"Ada pula yang itu dikaitkan dengan misalnya kegiatan sosial kemudian hal-hal lain yang itu sebenernya itu lebih ke filantropis. Jadi, memang ini tergantung dari strategi kandidat itu apakah membungkusnya dengan rapi," tambah dia.
Cak Imin Bongkar Biaya Politik
Baca Juga: Waketum MUI Geleng-geleng Dengar Cak Imin Bilang Ongkos Politik Caleg Senayan Capai Rp 40 M
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar yang karib disapa Cak Imin mengungkapkan bahwa ada biaya politik sekitar Rp40 miliar yang diperlukan jika seseorang ingin menjadi calon legislatif di DPR RI.
Dalam acara pidato kebudayaan di Gedung Joang, Jakarta Pusat, Cak Imin membicarakan tentang biaya politik atau ongkos politik yang harus dikeluarkan untuk mencapai kursi di gedung Senayan. Dia mengakui bahwa para aktivis yang ingin menjadi anggota legislatif tetapi biayanya sangat besar.
"Saudara-saudara saya yang mencalonkan diri tiga atau empat kali, kami kira bagi orang-orang dari Nahdlatul Ulama akan sangat sulit untuk menjadi anggota DPR di DKI Jakarta. Biayanya sekitar Rp40 miliar," ungkap Cak Imin dalam rekaman video yang diunggah di saluran YouTube NU Channel.
Ia menambahkan, meskipun ada calon legislatif dengan dana lebih rendah, menurut pengamatannya, mereka yang memiliki modal antara Rp20 miliar hingga Rp25 miliar tidak mampu untuk mencapai kursi di Senayan.
Hanya mereka yang memiliki biaya sekitar Rp40 miliar yang bisa memperoleh kursi di gedung tersebut.
Para peserta dalam perlombaan untuk menjadi anggota DPR mengeluarkan dana untuk "souvenir" yang dianggap bisa menarik perhatian masyarakat. Menurut Cak Imin, souvenir tidak hanya sebatas kaos atau kerudung, tetapi juga termasuk barang seperti kulkas.
Berita Terkait
-
JK soal Gugatan Usia Cawapres di MK: Kematangan Memimpin Dihitung 40 Tahun ke Atas
-
Cak Imin Masih Ngotot jadi Cawapres Prabowo, PAN: Bagus, Kalau Lemes-lemes Semua Malah Bahaya Buat Koalisi
-
Baru Gabung, Pesan PKB ke Golkar dan PAN: Urusan Capres-Cawapres di Tangan Prabowo dan Cak imin
-
Cak Imin Sebut Modal Caleg DKI Rp40 Miliar, Publik: Akhirnya Rebutan Balik Modal
-
Soal Caleg Wajib Keluarkan Ongkos Politik Rp 40 Miliar, MUI: Iklim Politik Tanah Air Sudah Rusak
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang