Suara.com - Kabar duka menyelimuti keluarga besar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan berpulangnya salah satu kader terbaiknya, Prof Dr H Hamka Haq, MA.
Hamka Haq meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta pada Kamis (7/12/2023) pagi sekira jam 10.46 WIB.
"Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Turut Berbelasungkawa Atas Wafatnya Prof. Dr. H. Hamka Haq, M.A," tulis akun Instagram resmi PDIP yang dilihat Suara.com.
"Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik baginya di surga, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan."
Hamka Haq sendiri saat ini menjabat Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang merupakan sayap organisasi PDIP di bidang keagamaan.
Ia saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPP PDIP bidang keagamaan.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengonfirmasi kabar duka tersebut melalui unggahannya di Instagram pribadi djarotsaifulhidayat yang dilihat Suara.com, Kamis (7/12/2023).
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah Pulang Ke Rahmatullah. Sosok sahabat dan saudara dalam perjuangan, Bapak Prof. Dr. H. Hamka Haq MA," tulis Djarot.
Dalam kesempatan itu juga Djarot mengirimkan doa terbaik teehadap mediang Ketua Baitul Muslimin tersebut.
Baca Juga: Ketua DPP PDIP Singgung Ganjar dan Anies Baswedan Jadi Pasangan, Koalisi Baru Lagi?
"Doa terbaik kita kirimkan untuk keluarga agar diberi ketabahan dan almarhum diberi tempat terbaik disisi Allah SWT. Aamiin. Al Fatihah," katanya.
Hari Santri
Hamka Haq meninggal dunia pada usia 71 tahun. Pria kelahiran 18 Oktober 1952 ini aktif dalam organisasi keislaman dan partai politik. Hingga saat ini, ia tercatat sebagai Pengurus Daru Dakwah wal Irsyad sejak 1996.
Selama 19 tahun, sejak 1991 hingga 2010, Hamka terpilih menjadi Pengurus Majelis Ulama Islam (MUI) Sulsel. Kemudian sejak 2010 hingga saat ini menjadi Penasehat/Dewan Pertimbangan MUI Pusat.
Pada tahun 1998 bersama Jusuf Kalla, mendirikan sekaligus mengetuai Forum Antar Umat Beragama Sulsel hingga sekarang;
Kemudian dalam dunia politik, ia diangkat menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan 2005 hingga sekaran dan Ketua Umum Bamusi sejak 2007 sampai sekarang.
Tokoh di Balik Hari Santri
Saat penentuan Hari Santri Nasional, Hamka Haq disebut-sebut menjadi salah satu tokoh penting di baliknya. Saat itu, Hamka Haq bersama Ahmad Basarah melantik Pengurus Bamusi Kabupaten Malang di Ponpes Babussalam.
Setelah melantik, ia menunggu kehadiran Jokowi, yang kala itu maju menjadi calon presiden (capres), yang dijadwalkan berkunjung ke ponpes tersebut.
Ketika pimpinan dan pengasuh ponpes menerima Jokowi, mereka kemudian mengusulkan 1 Muharram dijadikan sebagai hari Santri Nasional.
Hamka Haq merupakan salah satu yang mendukung Jokowi untuk mengabulkan usul tersebut bila terpilih menjadi Presiden RI.
Namun saat usul tersebut diproses, banyak umat Islam yang protes karena 1 Muharram bertepatan dengan Tahun Baru Islam Hijriyah.
Lantaran itu, Bamusi kemudian mencari alternatif hari bersejarah yang relevan dengan perjuangan santri.
Kemudian tercetus peristiwa bersejarah pada 22 Oktober 1945 yang dikenal sebagai Hari Seruan Jihad Nasional oleh Hadhratus Syekh Hasyim Asy'ari.
Bamusi kemudian beraudiensi ke kediaman Wapres Jusuf Kallah dan juga ke Istana Wapres. Saat itu, Bamusi menyodorkan tgl 22 Oktober sebagai alternatif.
Wapres JK meneruskan usul tersebut, yang ternyata juga dikemudian hari sejalan dengan usul dari ormas NU yang masuk ke istana Jokowi. Akhirnya tanggal 22 Oktober resmi disahkan sebagai hari santri nasional.
Berita Terkait
-
Ganjar Buka-bukaan soal Status Jokowi di PDIP, Sikap Presiden Bisa Dilihat saat Acara HUT ke-51
-
Pasang Badan Bela Megawati usai Dilaporkan ke Komnas Perempuan, Bamusi PDIP: Dia Tak Larang Ibu-ibu Ikut Pengajian
-
Bamusi PDIP Sebut Video Megawati Soal Ibu-ibu Pengajian Dipotong: Beliau Juga Sering Ikut
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO