Suara.com - Joko Pinurbo dikabarkan meninggal dunia Sabtu (27/4/2024). Pria asal Jawa Barat ini diketahui sudah terbaring di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dengan kondisi lemah dua hari belakangan.
Kepergiannya menjadi duka mendalam di dunia sastra Indonesia, bagaimana tidak, ratusan puisi melekat dalam di beberapa ingatan masyarakat. Meski ada juga yang kerap mendengar penggalan puisi namun tak kenal bahwa Joko Pinurbo adalah pengarangnya.
Berikut profil lengkap Joko Pinurbo yang meninggalkan ratusan puisi indah di usianya yang ke-62.
Joko Pinurbo sendiri lahir di Sukabumi pada 11 Mei 1962 dengan nama lengkap Philipus Joko Pinurbo. Lebih dikenal dengan panggilan Jokpin, karya yang ia buat memang bersentuhan langsung dengan lingkungan sosial termasuk perenungan dalam kehidupan manusia.
Baca Juga:
Menikah dengan perempuan bernama Nurnaeni Amperawati Firmina. Dua pasangan ini dikaruniai dua anak bernama Paskasius Wahyu Wibisono dan Maria Azalea Anggraini.
Lahir dari keluarga pengajar
Jokpin merupakan anak dari keluarga seorang gurus SD. Masa mudanya memang kerap bersentuhan dengan dunia menulis dan sastra. Ia pun berkuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Memiliki latar belakang keluarga seorang pengajar, Joko Pinurbo juga merupakan dosen. Bahkan pada 1987 ia menjadi dosen favorit mahasiswa di kariernya sebagai pengajar.
Kendati begitu, tantangan untuk seorang pengajar menurutnya tak begitu keras, ia pun beralih menjadi editor di Gramedia dan di umurnya yang mendekati usia senja menekuni dunia sastra dan syair di era 90-an.
Penggalan puisi unik yang membahas Jogja
Karyanya pun mendapat respon positif dari pembaca. Joko Pinurbo memiliki gaya dan permainan kata yang khas di setiap puisinya. Keunikannya adalah penggunaan kata sederhana yang kerap digunakan di kehidupan sehari-hari yang penuh dengan imajinasi manusia.
Contohnya saja ia membuat puisi yang cukup melekat bagi warga Jogja bahkan pelancong yang berlibur ke Kota Pelajar ini. Penggalan puisi 'Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan' adalah salah satu karyanya. Sederhana tapi sangat melekat untuk orang-orang yang tinggal di Jogja.
Berita Terkait
-
Siapa Sabrina Alatas? Sosok Chef Muda Mirip Raisa, Diduga Selingkuhan Hamish Daud
-
Profil Beby Prisillia, Istri Onadio Leonardo yang Sempat Terseret Kasus Dugaan Narkoba
-
Kematian Janggal Jaksa Agung Lopa: Sebulan Gebrak Koruptor Kakap, Berakhir Tragis di Tanah Suci
-
Bukan Cuma Iseng, Alasan Amanda Manopo Pajang Foto Biru di TikTok Ternyata Romantis Banget
-
Aksi Nyata Sobat Bumi UNY, Wujud Kepedulian Mahasiswa untuk Desa dan Alam
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram