Suara.com - Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan citra positif lembaga antirasuah menjadi yang paling rendah, dibandingkan lembaga penegakan hukum lainnya.
Menurut dia, salah satu alasan KPK memiliki citra positif yang paling rendah ialah kinerjanya yang dianggap tidak sebaik dengan lembaga penegakan hukum lainnya.
Eks Ketua Wadah Pengawai KPK itu juga menyebut lebih banyak kontroversi yang terjadi pada lembaga yang kini dipimpin Nawawi Pomolango itu dibanding prestasinya.
“Lebih banyak kontroversi dibandingkan prestasi memberantas korupsi, misal kegaduhan yang lebih banyak terjadi ketika belum berhasil menangkap Harun Masiku,” kata Yudi saat dihubungi, Jumat (21/6/2024).
Selain itu, Yudi juga mengungkit pelanggaran etik Ketua KPK sebelumnya, Firli Bahuri. Bahkan, Firli kini menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Dengan begitu, Yudi menyebut proses penegakan etik dan hukum yang menjerat pimpinan KPK serta kasus lain yang melibatkan pegawai KPK menunjukkan adanya krisis integritas pada lembaga antirasuah.
“Terjadi krisis integritas di internal KPK serprti pimpinan melanggar etika, bahkan ketuanya jadi tersangka korupsi hingga mundur, termasuk kasus pungli rutan KPK yang melibatkan hampir 100 pegawai KPK membuat kepercayaan kepada KPK semakin turun,” tutur Yudi.
Dia menyayangkan kondisi citra KPK saat ini yang dianggap sudah terpuruk di hapan publik dengan citra positif yang paling rendah dibanding lembaga penegakan hukum lainnya.
“Padahal KPK adalah lembaga role model. Namun, ketika KPK saja sudah terpuruk kepercayaan publiknya, agak susah kita menyandarkan contoh lembaga yang mempunyai standar tinggi dalam integritas,” tandas Yudi.
Baca Juga: Kasus Proyek Tol Trans Sumatera, KPK Sita 54 Bidang Tanah di Lampung Selatan, Nilainya Fantastis!
Sebelumnya, hasil survei terbaru pada Litbang Kompas menunjukkan bahwa KPK merupakan aparat penegak hukum dengan citra positif paling rendah bagi masyarakat.
Jajak pendapat yang dilakukan pada 27 Mei hingga 2 Juni 2024 itu menunjukkan citra positif lembaga antirasuah hanya 56,1 persen sementara 33,4 persen menilai KPK dengan citra buruk, dan 10,5 persen menjawab tidak tahu.
Angka tersebut merupakan citra positif paling rendah dibandingkan lembaga penegakan hukum lainnya. TNI, misalnya, menjadi lembaga penegakan hukum dengan citra positif yang paling baik.
Pada survei Litbang Kompas ini, TNI memiliki citra positif sebesar 89.9 persen, sementara citra buruknya hanya 2,9 persen, dan 7,3 persen lainnya mengaku tidak tahu.
Lembaga penegakan hukum lain yang memiliki citra lebih rendah dibanding KPK ialah Polri. Sebab, Polri memiliki citra positif sebesar 73.1 persen sementara citra negatifnya sebanyak 22,5 persen, dan 4,4 persen lainnya tidak tahu.
Meski menjadi lembaga penegakan hukum dengan citra positif yang paling rendah, survei Litbang Kompas ini menunjukkan bahwa citra positif KPK naik 8,6 persen dibandingkan survei sebelumnya.
Berita Terkait
-
Desakan Kubu Hasto PDIP Bikin Harun Masiku Sulit Ditangkap, Yudi Purnomo: AKBP Rossa Purbo Sudah di Jalan yang Benar
-
Survei Litbang Kompas: Ranking KPK Jeblok Sebagai Penegak Hukum, Citranya Paling Buruk di Bawah TNI-Polri
-
Kasus Proyek Tol Trans Sumatera, KPK Sita 54 Bidang Tanah di Lampung Selatan, Nilainya Fantastis!
-
PT DKI Jakarta Tolak Banding Jaksa KPK, Hasbi Hasan Tetap Divonis Ringan di Kasus Suap MA
-
Setor Bukti ke Dewas, Kusnadi Staf Hasto PDIP Tuding Penyidik KPK Palsukan Surat Penyitaan
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak