Suara.com - Reaksi jangka panjang seperti kecacatan atau lumpuh karena vaksin polio yang kerap beredar di masyarakat dianggap mitos. Hal itu disampaikan oleh pakar kesehatan anak, dr. Arnold Soetarso, Sp.A.
"Beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat, yaitu vaksin dapat menimbulkan reaksi jangka panjang seperti kecacatan atau lumpuh," kata dia dikutip dari Antara, Minggu.
Arnold juga mengungkapkan bahwa mitos lain yang masih beredar di masyarakat, yakni tidak boleh memberikan ASI atau susu formula setelah mendapatkan vaksin polio dan tidak boleh memberikan suntikan vaksin dalam satu waktu (lebih dari satu suntikan).
"Hal tersebut harus dijelaskan kepada orang tua bahwa vaksin polio merupakan vaksin yang aman dan telah melalui pengujian oleh BPOM," ujar dia.
Arnold yang berpraktik di klinik Happy Baby Inc, Jakarta Barat, itu menjelaskan di Indonesia, vaksin polio merupakan imunisasi wajib yang diberikan agar bayi dan anak-anak tidak terkena penyakit polio. Penyakit polio termasuk berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak.
Vaksin polio yang diberikan terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio suntik (IPV) dan vaksin polio oral (OPV). Vaksin IPV adalah vaksin virus inaktif atau mati yang diberikan melalui suntikan dan membentuk kekebalan di dalam darah.
Sedangkan vaksin OPV adalah vaksin virus yang dilemahkan dan diberikan per oral dengan tujuan membentuk kekebalan di dalam usus untuk membunuh virus yang berkembang di usus.
Jadwal pemberian imunisasi polio di Indonesia diberikan sebanyak empat kali (bayi baru lahir, usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan) dan penguat (booster) satu kali saat usia 18-24 bulan.
Pemberian vaksin polio pun dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya dalam satu waktu. "Pemberian vaksin polio tetes tidak akan dipengaruhi oleh pemberian ASI ataupun susu formula," ujar Arnold.
Baca Juga: Anak-anak Kena Efek Samping Vaksin Polio, Kemenkes Ingatkan Orang Tua: Segera Lapor Nakes
Dia lalu menuturkan kasus polio masih ditemukan di Indonesia sehingga pemerintah mengadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio guna memutus rantai penularan penyakit polio.
Vaksinasi merupakan cara mencegah penyakit polio yang paling efektif. Namun, setiap orang juga harus memperhatikan kebersihan seperti menghindari makanan dan minuman yang kotor, sering mencuci tangan dan menghindari orang yang terinfeksi.
Selain itu, masyarakat juga harus mendukung program PIN Polio yang diadakan oleh pemerintah agar mata rantai penularan polio terputus dan Indonesia menjadi negara yang bebas polio.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mencanangkan PIN Polio Tahun 2024 untuk anak usia 0-7 tahun putaran pertama pada 23 Juli-3 Agustus 2024. Sedangkan putaran kedua akan dilaksanakan pada 6-17 Agustus 2024.
Pelaksana (Plt) Asisten Kesejahteraan Sosial Sekretaris Daerah (Askesra) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati menargetkan sebanyak 1.209.303 anak menjalani imunisasi. Lalu, target masing-masing dosis sebesar 95 persen.
Adapun pelaksanaan PIN Polio di Jakarta tidak hanya dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas, rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainnya, tetapi juga menyasar kantor-kantor RW, RPTRA, PAUD, tempat ibadah dan tempat wisata.
Berita Terkait
-
Anak-anak Kena Efek Samping Vaksin Polio, Kemenkes Ingatkan Orang Tua: Segera Lapor Nakes
-
Gratis! Ortu Harus Bawa Anak Suntik Polio di Puskesmas, Dokter Piprim: Kalau Lumpuh Tak Bisa Dinilai dengan Rupiah
-
Pekan Imunisasi Nasional Dimulai, Kemenkes Target 95 Persen Anak Dapat Vaksin Polio
-
Pekan Imunisasi Nasional Ada Lagi, Ini Jadwal Vaksin Polio Anak yang Wajib Diketahui Ayah dan Bunda
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?