Suara.com - Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat menyerahkan penghargaan untuk para investor dalam acara Jakarta Investment Awards 2024, Rabu (31/7/2024). (Dokumentasi: Suara.com)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mendorong pertumbuhan investasi. Hal ini sejalan dengan tujuan menjadikan Jakarta sebagai kota bisnis berskala global, setelah tak lagi menyandang status Ibu Kota.
Saat ini, Jakarta sudah menjadi destinasi prioritas bagi investasi asing maupun domestik di berbagai sektor. Pada 2023, kontribusi Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 16,77 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Jakarta didorong oleh investasi yang terus meningkat. Sepanjang 2023, realisasi investasi di Jakarta mencapai Rp 166,7 triliun. Rinciannya, sebanyak Rp 95,2 triliun berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Rp 71,5 triliun dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Capaian ini menempatkan Jakarta sebagai provinsi dengan kontribusi investasi tertinggi kedua secara nasional. Berdasarkan data Kementerian Investasi, hingga semester I 2024, Jakarta telah mencapai realisasi investasi sebesar Rp 120,4 triliun, atau 60,6 persen dari target nasional, dengan realisasi PMDN tertinggi secara nasional.
Dalam Jakarta Investment Award (JIA) pada 31 Juli 2024 lalu, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan, investasi merupakan komponen penting untuk mewujudkan Jakarta sebagai pusat bisnis berskala global. Karena itu, dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengendalian investasi harus sejalan dengan prinsip kemudahan layanan perizinan berusaha, agar dapat meningkatkan lebih banyak investasi ke Jakarta. "Investasi oleh para pelaku usaha di Jakarta telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian kota, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja," ucapnya di Raffles Hotel, Jakarta Selatan.
Penuh Terobosan
Wakil Menteri Investasi sekaligus Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung yang turut hadir dalam JIA 2024, menyampaikan apresiasinya kepada Heru dan jajaran Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, baru pertama kali ini ada daerah yang memberikan apresiasi kepada para investor.
"Apa yang dilakukan DKI Jakarta ini merupakan apresiasi kepada investor untuk melajukan investasi. Kami melihat, apa yang dilakukan di DKI Jakarta ini merupakan terobosan, karena daerah pertama yang memberikan penghargaan kepada investor untuk melakukan investasi di daerahnya," kata Yuliot.
Baca Juga: Heru Budi Ungkap Kemungkinan Jokowi Terbitkan Keppres Perpindahan Ibu Kota, Ini Tanggalnya
Ia menyebut, Pemprov DKI telah melakukan sejumlah terobosan untuk menarik minat investor. Pertama, pembuatan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) digital yang mempermudah penerbitan izin untuk jenis usaha kategori risiko rendah.
"Dengan adanya RDTR digital itu, investor yang melakukan kegiatan investasi tidak perlu proses verifikasi. Karena tata ruangnya sudah sesuai dengan sistem, itu otomatis diberikan perizinan perusahaannya. Berarti, untuk UMKM, berisiko rendah. Jadi, tidak sampai lima menit diberikan perizinan perusahaannya," ujar Yuliot.
Terobosan kedua, Pemprov DKI Jakarta membuat layanan antar jemput untuk pengurusan dokumen Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). PBG ini diperlukan saat pengusaha ingin mengubah fungsi bangunannya jadi tempat usaha. "Jadi, pelaku usaha menyampaikan ke Pemda DKI Jakarta, ini berkas-berkasnya, kemudian bisa dijemput, dievaluasi, serta diberitahukan kekurangannya,” tutur Yuliot.
Ia juga mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta terus mendorong pertumbuhan iklim investasi melalui infrastruktur yang memadai. Mulai dari layanan air bersih, jalan, hingga sarana lainnya dibenahi, agar memberi kenyamanan kepada para investor.
"Ini sangat luar biasa. Kami mengharapkan, ini akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain yang juga menarik investasi," tuturnya.
Harapan Pascapindah Ibu Kota
Sementara itu, salah satu investor penerima JIA 2024 kategori Penanaman Modal Asing (PMA), Santi Wijaya, selaku Direktur Keuangan Park Royal Services Suites membeberkan alasan grup bisnisnya, The Pan Pacific Hotels, yang berbasis di Singapura, memilih berinvestasi di Jakarta. “Kami masih belum punya cabang di Indonesia. Jadi, kami pilih Jakarta. Karena Jakarta salah satu potensi terbesar dan untuk harapan saat Jakarta sudah tak jadi Ibu Kota," jelasnya.
Santi berharap, Jakarta akan terus berkembang sebagai pusat bisnis, meski tak lagi menyandang status sebagai ibu kota. “Jakarta bisa berkembang sebagai pusat bisnis, seperti New York, sehingga perhotelan yang kami kembangkan di sini tetap maju,” paparnya.
Sedangkan ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menegaskan, Jakarta merupakan daerah di Indonesia yang paling berpotensi menjadi kota bisnis berskala global. "Jakarta sangat luas dengan potensi ekonomi yang terus tumbuh. Setiap tahun arus urbanisasi membuat pasar Jakarta semakin tinggi. Belum lagi ditopang oleh teknologi yang cepat diadaptasi oleh masyarakat Jakarta," tandasnya.
Huda pun yakin, perpindahan status ibu kota dari Jakarta ke Nusantara tak akan memengaruhi minat investor untuk terus datang ke Jakarta. "Aktivitas ekonomi yang sudah normal, bahkan meningkat, saya rasa, mendongkrak minat investor untuk investasi di Jakarta. Bahkan, setelah IKN pindah ke Kaltim, ekonomi Jakarta tetap menarik. Sektor ekonomi yang tumbuh pesat adalah sektor tersier berupa jasa, karena memang berkembangnya ke arah sana. Hotel, perdagangan, dan sektor real estate bisa berkembang di Jakarta untuk ke depan," terangnya.
Berita Terkait
-
Badai PHK Terbanyak Menerjang Jakarta, Heru Budi Buka Suara
-
Heru Budi Pastikan Bansos Tepat Sasaran, Hanya untuk Warga Tak Mampu
-
Fenomena Anak Cuci Darah, Heru Budi: Kebanyakan Main Gadget Terus Minum Minuman Kemasan
-
Istana Tak Masalah 500 Projo Ke IKN Bareng Jokowi, Heru Budi: Namanya Relawan Sah Saja
-
Pemprov Jakarta Diminta Awasi Jajanan Sekolah, Heru Budi: Kita Punya Alatnya
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Sebut Suku Dayak Punya Ilmu Hitam, Konten Kreator Riezky Kabah Diciduk Polisi di Jakarta
-
Kritik Gus Nadir soal Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Kita Kerap Berlindung dari Kalimat 'Sudah Takdir'
-
Lodewyk Pusung Diganjar Pangkat Kehormatan, Keputusan Prabowo Dinilai Tepat, Mengapa?
-
Awasi Subsidi Rp 87 Triliun, Pemerintah Kaji Pembentukan Badan Pengawas Khusus LPG 3 Kg
-
Joget Sambil Mabuk Berujung Maut: Sekuriti Tewas Dibacok di Kafe Bmart Kemayoran
-
Dari Spanduk Penolakan hingga Meja Mediasi: Warga Palmerah dan DLH Mencari Titik Temu Soal Sampah
-
Polisi Tangkap Pemuda 22 Tahun di Pelosok Minahasa, Benar Hacker Bjorka atau Sekadar Penipu Ulung?
-
Tragedi Pagi Buta di Pejaten: Terapis Muda Ditemukan Tewas, Polisi Selidiki Dugaan Lompat dari Ruko
-
BBM Langka, Kementerian ESDM Kaji Mekanisme Baru Pengadaan Bahan Bakar ke SPBU Swasta!
-
Terancam 12 Tahun Bui, Sepak Terjang WFT Pemuda Minahasa Ngaku-ngaku Bjorka!