Suara.com - PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), merupakan perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Perusahaan itu kini menghadapi tantangan besar di tengah guncangan industri tekstil yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan mengatakan bahwa perusahaannya harus melakukan langkah efisiensi karyawan untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah situasi yang sulit. Langkah efisiensi ini berimbas pada pengurangan sekitar 10 ribu pekerja dari jajaran perusahaan dan anak usahanya.
"Keputusan untuk efisiensi ini sepenuhnya didasari atas pertimbangan komersial atau keputusan bisnis, bukan karena kami berada dalam kondisi bangkrut atau serupa," ujar Iwan dalam pernyataan resminya beberapa waktu lalu.
Di tengah keputusan efisiensi karyawan, PT Sritex juga dihadapkan pada masalah utang yang cukup besar. Per September 2024, total utang PT Sritex kepada berbagai institusi keuangan mencapai Rp 14,64 triliun.
PT Sritex dikenal sebagai salah satu raksasa tekstil di Indonesia, bagaimana sejarahnya?
PT Sritex telah dikenal sebagai perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Didirikan pada tahun 1966 oleh HM Lukminto, PT Sritex berkembang dari usaha kecil hingga menjadi raksasa tekstil yang mampu memproduksi berbagai produk tekstil dan garmen, termasuk seragam militer untuk berbagai negara.
Berawal dari toko tekstil kecil bernama "Sri Redjeki" di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah, PT Sritex mengalami pertumbuhan pesat sejak tahun 1968 dan mulai memproduksi kain kelantang dan celup di pabrik pertamanya di Solo.
Tahun 1978, Sritex terdaftar sebagai perseroan terbatas di Kementerian Perdagangan. Dengan mendirikan pabrik pemintalan pertama pada 1982, PT Sritex mulai memperkuat posisinya di industri tekstil nasional.
Berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah, fasilitas produksi PT Sritex mencakup lahan seluas 150 hektare dan mempekerjakan sekitar 25 ribu karyawan.
Dengan kapasitas produksi yang besar, sekitar 70 persen produksinya diekspor ke pasar internasional, sementara 30 persen lainnya didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Produsen Seragam Militer NATO dan Jerman
Tahun 1994, PT Sritex mencatatkan prestasi besar sebagai produsen seragam militer untuk Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Tentara Jerman.
Dengan lebih dari 300 ribu desain kain yang dimiliki, termasuk enam desain pakaian militer yang telah dipatenkan, PT Sritex menegaskan posisinya sebagai salah satu pemasok utama seragam militer dunia.
Sebagian besar produk ekspor PT Sritex ditujukan untuk Amerika Serikat, dengan nilai mencapai US$ 300 juta per tahun, dan kawasan Eropa dengan nilai ekspor sebesar US$ 200 juta per tahun.
Saat ini, produk PT Sritex telah menjangkau lebih dari 100 negara di dunia, termasuk Jerman, Inggris, Malaysia, Australia, hingga anggota NATO lainnya. Jangkauan ini mencakup berbagai produk seperti benang, kain, dan pakaian militer.
Berita Terkait
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Aset Korupsi Sritex Disita: Kejaksaan Agung Amankan Aset Tanah Senilai Rp510 Miliar!
-
Kejagung Sita Aset Eks Bos Sritex Iwan Setiawan Rp510 M, Termasuk 94 Bidang Tanah Milik Megawati
-
Kena Getahnya, Megawati Masih Jadi Saksi Usai Asetnya Disita Kejagung di Kasus TPPU Bos Sritex
-
Penyidik Kejaksaan Agung Ikut Sita Aset Milik Megawati dalam Kasus Korupsi PT Sritex
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO