Suara.com - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjadi tersangka kasus suap terhadap eks Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
Status hukum Hasto ini tentu membuat karier politiknya di ujung tanduk. Padahal Hasto disebut-sebut memiliki ambisi besar di kandang banteng.
Analis Intelijen, Josef Wenas, melihat Hasto memiliki hidden agenda atau agenda tersembunyi jelang Kongres PDIP pada April 2025.
"Agenda out menjadi oposisi itu dimainkan Sekjen untuk kepentingannya dengan surfing wacana-wacana terkesan ideologis seolah-olah itu sesuatu yang mulia yang dilakukan PDIP," ujar Josef saat bicara di Youtube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.
Menurut dia, Hasto memiliki tujuan pribadi yaitu menjadi Ketua Umum Sementara PDIP di era transisi. Josef mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah berusia 77 tahun dan memimpin PDIP kurang lebih 32 tahun. Melihat fakta ini, Josef menganggap PDIP sedang memasuki era transisi kepemimpinan.
Sementara Megawati kata dia, memiliki mantra bahwa kepemimpinan di PDIP harus anak biologis Soekarno. Mantra ini berhadapan dengan fakta perseteruan keluarga di antara kedua ahli waris.
Josef mengutarakan, Megawati sudah lama mendesain cetak biru bahwa Prananda berada di jalur partai dan Puan Maharani di jalur pemerintah. Itulah mengapa Puan diskenariokan berpasangan dengan Prabowo pada Pilpres 2024 sejak tahun 2019.
Namun ujar Josef, rencana itu berantakan sejak pertemuan di Batu Tulis, Bogor, Oktober 2022. Sebab koalisi Prabowo menolak Puan karena elektabilitasnya rendah. Lalu sejak itu terjadi sejumlah peristiwa politik yang berujung Megawati sakit hati.
"Skenario Prabowo-Puan ingin mengantarkan Puan ke RI-2 agar tidak begitu sulit mendongkrak ke RI-1. Mantra kepemimpinan anak biologis Soekarno di partai dan di level nasional masuk semua kalau ini terjadi, tapi ini berantakan lalu Pak Jokowi yang disalahkan," ujar Josef Wenas.
Baca Juga: Alasan KPK Bawa Koper Usai Geledah Rumah Hasto, Padahal Cuma Sita Flashdisk dan Catatan
Turunnya kursi dan suara PDIP di Pemilu 2024 menurut Josef menjadi tantangan bagi penerus Megawati selanjutnya. Sementara Prananda dan Puan kata dia belum siap menghadapi tantangan tersebut dan Hasto melihatnya sebagai peluang tersendiri.
Menurut Josef, Hasto adalah sekondan (mitra) politik Megawati pengganti Taufiq Kiemas. Ini terlihat dari lamanya Hasto menjadi Sekjen PDIP selama 10 tahun. Kata Josef ini mengindikasikan Megawati sangat nyaman bekerja sama dengan Hasto.
Lalu Hasto juga mengambil dua gelar doktor terkait Soekarnoisme. Josef mengatakan, ini dilakukan Hasto untuk menempatkan dirinya sebagai kuasi anak biologis Soekarno sehingga membuka peluang dirinya meneruskan tongkat estafet kepemimpinan di PDIP di era transisi.
Sebenarnya menurut Josef, Guntur Soekarnoputra sempat mewacanakan Jokowi sebagai penerus Megawati di PDIP. Namun posisi Jokowi bukanlah anak biologis melainkan anak ideologis Soekarno.
"Hasto ini cerdas. Dengan positioning dia sebagai sekondan dan meningkatkan kredibilitas yang sangat Soekarnois dengan dua gelar doktoralnya plus rencana melembagakan akademi Soekarnoisme di Yogya," papar Josef.
Megawati yang sangat mengkultuskan ayahnya, menurut Josef, tentu melihat Hasto sangat kredibel dan sangat bisa dipercaya.
Berita Terkait
-
Alasan KPK Bawa Koper Usai Geledah Rumah Hasto, Padahal Cuma Sita Flashdisk dan Catatan
-
Geledah Rumah Hasto, KPK Sita Bukti Elektronik dan Catatan Rahasia!
-
Prihatin Hasto Tersangka, Eks Kader PDIP Effendi Simbolon: Megawati Harus Mengundurkan Diri!
-
Eks Anggota Bawaslu Agustiani Tio Diperiksa KPK
-
Eks Anggota Bawaslu Agustiani Tio Kembali Diperiksa KPK Meski Idap Kanker, Dicecar 14 Pertanyaan untuk Kasus Hasto
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?