Suara.com - Pemerintah Mesir menegaskan bahwa mereka menolak dan tidak akan menjadi bagian dari rencana apa pun yang bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Mesir pada Kamis (tanggal tidak disebutkan), sebagai respons terhadap gagasan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan agar AS mengambil alih Gaza dan mendesak Mesir untuk menerima warga Palestina yang dipindahkan dari wilayah tersebut.
Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Gaza, Mesir mengecam pernyataan sejumlah anggota kabinet Israel yang mendukung gagasan menciptakan “Riviera Timur Tengah” di wilayah tersebut di bawah kendali AS.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada hari yang sama memerintahkan militer untuk menyusun rencana yang memungkinkan penduduk Gaza meninggalkan wilayah tersebut secara sukarela. Media Israel melaporkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi yang tengah dipertimbangkan pemerintah Israel.
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa tindakan tersebut berpotensi membawa dampak buruk bagi upaya perdamaian.
“Mesir menekankan konsekuensi bencana dari tindakan yang tidak bertanggung jawab ini, yang dapat melemahkan negosiasi gencatan senjata, menghancurkannya, dan memicu kembalinya pertempuran,” demikian pernyataan resmi kementerian.
Sebagai salah satu mediator utama dalam konflik Israel-Palestina, Mesir bersama Qatar dan AS sebelumnya telah berhasil menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Januari lalu. Kesepakatan tersebut mengakhiri perang selama 15 bulan yang mengguncang kawasan Timur Tengah. Saat ini, pembicaraan mengenai tahap kedua kesepakatan gencatan senjata dijadwalkan untuk dimulai dalam waktu dekat.
Dengan penegasan sikap ini, Mesir kembali menunjukkan komitmennya terhadap stabilitas kawasan serta menolak upaya pemindahan paksa warga Palestina dari tanah mereka.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Donald Trump Terjun Langsung Padamkan Kebakaran LA
-
AS Jatuhkan Sanksi ke ICC: Lindungi Israel dari Tuduhan Genosida?
-
China Kecam Usul Trump Pindahkan Warga Gaza: Bukan Alat Penawaran Politis!
-
Kontrol Gaza oleh AS? Komisaris Tinggi PBB Tegaskan Pentingnya Hukum Internasional
-
Hukuman Ringan? 7 Bulan Penjara bagi Tentara Israel yang Siksa Tahanan Palestina
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto, Waketum Golkar Tak Mau Ada Polemik Berkepanjangan
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
-
Politisi PDIP Dukung Pihak yang Gugat Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Bakal Ikut?
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting
-
Lindungi Ojol, Youtuber hingga Freelancer, Legislator PKB Ini Usul Pembentukan RUU Pekerja GIG
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh