Suara.com - Dana tambahan pajak sebesar 90 juta dolar AS (Rp1,46 triliun) yang seharusnya diterima Otoritas Palestina direbut oleh Israel dan dialihkan secara sepihak kepada warga Israel yang diklaim tewas akibat serangan dari pihak Palestina.
Menurut laporan TV7 Israel News pada Senin (17/2), otoritas keuangan Israel mengambil langkah ini untuk mencegah Otoritas Palestina "terus memberikan imbalan kepada teroris dan pembunuh" dan mengalihkan dana tersebut kepada "korban aksi teror" beserta keluarganya.
Ketua otoritas keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menyatakan di media sosial X bahwa keputusan untuk mengalihkan dana tersebut adalah adil dan etis.
Di sisi lain, Pemerintah Palestina menggunakan pendapatan pajak ini untuk membayar gaji pegawai pemerintah, yang menyumbang sekitar 65 persen dari total pendapatan negara.
Namun, sejak 2019, Israel memutuskan untuk memotong 600 juta shekel atau 168 juta dolar AS (Rp2,72 triliun) setiap tahunnya dari dana yang seharusnya diberikan kepada Palestina, dengan alasan bahwa Otoritas Palestina memberikan tunjangan bulanan kepada tahanan dan mantan tahanan Palestina.
Pemotongan tersebut kemudian meningkat menjadi sekitar 195 juta dolar AS (Rp3,16 triliun) setiap tahun.
Akibat pemotongan ini, Otoritas Palestina tidak dapat lagi membayar gaji pegawai pemerintah secara penuh sejak November 2021.
Wilayah Palestina yang masih berada di bawah pendudukan tetap bergantung pada Israel untuk perdagangan luar negeri, dengan sebagian besar impor dan ekspor melewati Israel atau titik kontrol yang dikuasai oleh Israel.
Lebih lanjut, Israel terus menahan dana bea cukai yang seharusnya dikumpulkan atas nama pemerintah Palestina selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Pasukan Israel Masih Bercokol di 5 Titik Perbatasan Lebanon
Berita Terkait
-
Profil Coretax: Sistem Pajak Rp1,3 Triliun Jadi Trending, Netizen Ngomel-ngomel
-
"Seperti Gempa Bumi", Desa-desa di Lebanon Selatan Rata dengan Tanah, Warga Kembali ke Puing Rumah
-
Israel Serbu Sekolah PBB di Yerusalem Timur, Ratusan Siswa Terdampak
-
Hamas Siap Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata, Akankah Perang Gaza Berakhir?
-
Pasukan Israel Masih Bercokol di 5 Titik Perbatasan Lebanon
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen