Suara.com - Seorang pejabat Hamas mengungkapkan bahwa jenazah sandera Israel, Shiri Bibas, kemungkinan besar telah "salah tercampur" dengan korban lain yang pemakaman di bawah pemakaman di Gaza. Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan pada Jumat (16/2) bahwa sedang menyelidiki masalah ini.
Pernyataan tersebut muncul setelah Israel membantah klaim Hamas yang menyatakan telah menyerahkan jenazah Shiri Bibas pada Kamis (15/2).
Israel mengonfirmasi bahwa pemakaman tiga sandera lainnya—dua anak Bibas, Kfir dan Ariel, serta seorang tawanan lanjut usia, Oded Lifshitz—telah teridentifikasi oleh ahli forensik. Namun, jenazah keempat yang diklaim sebagai Shiri Bibas ternyata bukan dirinya.
Hamas mengklaim telah menawarkan pemakaman tiga anggota keluarga Bibas sejak November 2023. Namun, menurut kelompok itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tawaran tersebut. Pejabat Hamas menyatakan bahwa keluarga Bibas terbunuh dalam serangan udara Israel bersama para leluhur mereka
Di sisi lain, Netanyahu dan pemerintah Israel menolak klaim tersebut. Pada hari Jumat (16/2), Netanyahu mengeluarkan pernyataan bahwa tes forensik menunjukkan anak-anak Bibas dibunuh secara brutal di penangkaran Hamas dan bukan akibat serangan udara Israel.
Keluarga Bibas menjadi simbol krisis penyanderaan dalam perang Gaza. Dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, kelompok itu menculik keluarga tersebut dari rumah mereka di dekat perbatasan Gaza. Saat itu, Ariel berusia empat tahun, sedangkan Kfir menjadi sandera termuda yang baru berusia sembilan bulan.
Ayah mereka, Yarden Bibas, juga diculik dalam serangan itu, tetapi ia dibebaskan awal bulan ini. Sementara itu, ketidakjelasan nasib Shiri Bibas semakin memperkeruh ketegangan dalam konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut.
Berita Terkait
-
Israel Diguncang Teror Bom Bus, Begini Respons Netanyahu
-
Trump Ingin Sulap Gaza Jadi Riviera Timur Tengah? Utusannya Klarifikasi!
-
Hamas Tipu Israel? Jenazah Shiri Bibas Diganti Wanita Gaza, Netanyahu Murka!
-
Sambut Ramadan 1446 Hijriah, Dompet Dhuafa Hadirkan Sederet Program Sosial untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
-
Israel Perketat Keamanan Pasca Ledakan Bom Bus, Tepi Barat Ditutup Sebagian
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
Mahasiswa Gugat UU MD3 Agar Rakyat Bisa Pecat Anggota DPR, Parlemen Khawatir Timbulkan Kekacauan
-
Palu Hakim Lebih Ringan dari Tuntutan, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Divonis 4,5 Tahun Penjara
-
Pertimbangkan Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo dan Rismon Mulai Melunak?
-
Misteri Dosen Untag Tewas di Hotel: Autopsi Ungkap Aktivitas Berlebih, Mahasiswa Soroti Kejanggalan
-
Kompak Berkemeja Putih, Begini Penampakan 23 Terdakwa Demo Agustus di Ruang Sidang
-
Deretan Fakta AKBP Basuki, Benarkah Ada Hubungan Spesial di Balik Kematian Dosen Untag?
-
KPK Periksa Tiga Kepala Distrik Terkait Korupsi Dana Operasional di Papua
-
Semeru 'Batuk' Keras, Detik-detik Basarnas Kawal 187 Pendaki Turun dari Zona Bahaya
-
Geger Kematian Dosen Cantik Untag: AKBP Basuki Dikurung Propam, Diduga Tinggal Serumah Tanpa Status
-
Pohon 'Raksasa' Tumbang di Sisingamangaraja Ganggu Operasional, MRT Jakarta: Mohon Tetap Tenang