Suara.com - Arab Saudi mengecam keputusan Israel untuk menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk “pemerasan” terhadap rakyat Palestina.
Keputusan ini dinilai sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan hukum humaniter, sebagaimana disampaikan dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi yang dikutip oleh Kantor Berita Resmi Saudi (SPA).
“Penggunaan bantuan kemanusiaan sebagai alat pemerasan dan hukuman kolektif adalah tindakan yang tidak dapat diterima,” ujar pernyataan tersebut, seraya mendesak komunitas internasional untuk segera mengambil langkah guna menghentikan kebijakan Israel yang dinilai merugikan warga sipil di Gaza.
Keputusan Israel untuk menghentikan semua pengiriman barang dan pasokan ke Gaza diumumkan pada Minggu pagi.
Israel juga memperingatkan kemungkinan adanya konsekuensi tambahan jika Hamas tidak setuju untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Meskipun gencatan senjata ini sebagian besar masih dipatuhi, tuduhan pelanggaran telah muncul dari kedua belah pihak, sementara kesepakatan mengenai tahap selanjutnya masih menemui jalan buntu.
Di sisi lain, Hamas menuduh Israel dengan sengaja mencoba menggagalkan perpanjangan gencatan senjata dengan menutup akses bantuan kemanusiaan.
Tak hanya Arab Saudi, Mesir juga mengecam kebijakan Israel dan menyebutnya sebagai “pelanggaran mencolok” terhadap kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Kairo.
Sebagai langkah respons, Mesir akan menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri Arab pada Senin ini, yang akan diikuti dengan KTT pemimpin Arab pada Selasa mendatang. Dalam pertemuan ini, rekonstruksi Gaza akan menjadi salah satu agenda utama.
Baca Juga: Triwulan I 2025, 48.900 KPM di Palembang Terima Bansos PKH
Kebijakan terbaru Israel ini semakin memperburuk situasi di Jalur Gaza, yang telah mengalami kehancuran besar akibat konflik berkepanjangan.
Dengan tekanan internasional yang semakin meningkat, perhatian kini tertuju pada kemungkinan upaya mediasi baru untuk menekan Israel agar kembali membuka akses bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina.
Berita Terkait
-
Triwulan I 2025, 48.900 KPM di Palembang Terima Bansos PKH
-
Arab Saudi Kecam Israel atas Pemblokiran Bantuan ke Gaza, Sebut sebagai Pemerasan
-
Pemimpin Houthi Bongkar Pelanggaran Israel dan Konspirasi AS di Timur Tengah
-
Hamas Siap Kerja Sama Hentikan Pengusiran Warga Palestina dari Gaza
-
Iran vs Turki: Saling Tuduh Soal Pengaruh di Timur Tengah Memanas
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Dari Beras hingga Susu UHT, Pemprov DKI Klaim Salurkan 16 Juta Pangan Bersubsidi
-
Pascalongsor di Cibeunying Cilacap, Gubernur Ahmad Luthfi Imbau Tingkatkan Kewaspadaan
-
Tak Boleh Kurang, DPRD DKI Wanti-wanti Janji Pramono: Harus Ada 258 Sekolah Swasta Gratis 2026
-
Raja Abdullah II Anugerahkan Prabowo Tanda Kehormatan Bejeweled Grand Cordon Al-Nahda, Ini Maknanya
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet