Suara.com - Presiden Prabowo Subianto mengusulkan ide membangun penjara khusus bagi koruptor di pulau terpencil nan juga banyak ikan hiunya.
Wacana ini mencerminkan keinginan untuk memberikan efek jera bagi para pelaku korupsi, yang selama ini kerap mendapat hukuman ringan atau bahkan tetap bisa menikmati fasilitas mewah di balik jeruji.
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau yang belum berpenghuni, memiliki banyak opsi yang bisa dipertimbangkan sebagai lokasi penjara koruptor.
Pulau-pulau ini umumnya terpencil, jauh dari pemukiman warga, dan memiliki akses yang terbatas, sehingga dapat mengurangi risiko pelarian sekaligus praktik suap-menyuap di dalam lembaga pemasyarakatan.
Beberapa di antaranya bahkan memiliki sejarah sebagai tempat tahanan atau lokasi strategis untuk keamanan negara.
Berikut adalah beberapa pulau yang mungkin cocok:
1. Pulau Nusakambangan (Jawa Tengah)
Pulau ini sudah dikenal sebagai "Alcatraz-nya Indonesia" karena menjadi lokasi berbagai lembaga pemasyarakatan dengan tingkat keamanan tinggi. Infrastruktur yang sudah tersedia bisa mempermudah realisasi penjara khusus koruptor.
2. Pulau Buru (Maluku)
Baca Juga: Prabowo Mau Bikin 'Penjara Hiu' Buat Koruptor di Pulau Terpencil, Muzani Bilang Ini
Pulau ini pernah digunakan sebagai lokasi tahanan politik pada era Orde Baru. Letaknya yang jauh dari pusat kota menjadikannya kandidat potensial sebagai tempat penjara khusus koruptor.
3. Pulau Natuna (Kepulauan Riau)
Pulau-pulau kecil di sekitar Natuna bisa dimanfaatkan untuk penjara terpencil. Selain jauh dari daratan utama, akses yang terbatas dapat meminimalkan peluang koruptor untuk melarikan diri atau melakukan praktik suap di dalam penjara.
4. Pulau Morotai (Maluku Utara)
Pulau ini memiliki sejarah sebagai basis militer pada Perang Dunia II. Dengan sedikit modifikasi, Morotai bisa diubah menjadi pusat hukuman bagi para koruptor sekaligus tempat tahanan dengan pengamanan ketat.
5. Pulau Sebatik (Kalimantan Utara)
Berita Terkait
-
Prabowo Mau Bikin 'Penjara Hiu' Buat Koruptor di Pulau Terpencil, Muzani Bilang Ini
-
Prabowo Setuju Moratorium Dicabut! PMI Bisa Kembali Kerja ke Arab Saudi, Ada Bonus Umrah Setelah Dua Tahun
-
Sorot Ide 'Lucu' Prabowo, ICW: Penjara di Pulau Terpencil Malah Bikin Napi Korupsi Semakin Sulit Diawasi
-
Prabowo Berencana Cari Pulau Untuk Penjara Koruptor : Biar Bertemu Hiu
-
Sri Mulyani: Dari IMF hingga 4 Kali Jadi Menteri, Benarkah Akan Mundur dari Kabinet Prabowo?
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik