Suara.com - Di tengah simpang siur penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Jamin Ginting, S.H., M.H., menyajikan sebuah analisis tajam yang secara sistematis meruntuhkan skenario bunuh diri dan mengarahkannya pada dugaan kuat pembunuhan berencana.
Menurut Jamin Ginting, terlalu banyak "logika janggal" dan "fakta kontradiktif" yang membuat kesimpulan bunuh diri menjadi prematur dan berbahaya. Ada jejak-jejak krusial yang menuntut penyidik untuk melihat lebih jauh dari sekadar kamar kos yang menjadi TKP.
Dikotomi Fatal
Jamin Ginting memulai analisisnya dengan membongkar profil psikologis korban. Menurutnya, jika ini kasus bunuh diri, harus ada jejak penderitaan psikologis yang mendahuluinya.
"Apakah ada tanda-tanda ke arah sana? seperti contohnya dia melakukan pembicaraan saya akan bunuh diri melalui WA atau ancaman-ancaman yang menakutkan... terlilit utang atau berantem dengan keluarganya atau pacarnya gitu frustasi," papar Jamin dikutip dari Youtube KompasTV.
Namun, tidak ada satu pun dari tanda-tanda itu yang muncul. Sebaliknya, profil Arya Daru menunjukkan hal yang 180 derajat berbeda.
Ia adalah seorang diplomat dengan prestasi gemilang dan karier yang sedang menanjak. Lebih penting lagi, ia baru saja menjadi saksi kunci dalam sebuah sidang kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang.
"Ini suatu dikotomi atau pertentangan yang cukup signifikan. Bagi seseorang yang akan bunuh diri di satu sisi dia prestasi bagus, berjuang dan menjadi saksi di Jepang untuk kasus perdagangan orang," tegasnya.
"Artinya dia pasti menjaga kredibilitas dia untuk karirnya lebih tinggi lagi. Tidak ada niat untuk mengakhiri hidup."
Baca Juga: Kompolnas: HP Arya Daru Hilang Belum Ditemukan, Terakhir Terlacak di Lokasi Ini
Metode Eksekusi
Kejanggalan berikutnya, menurut Jamin, terletak pada metode kematiannya. Penggunaan plastik dan lakban yang membungkus seluruh wajah adalah metode yang sangat tidak lazim untuk bunuh diri.
"Pada umumnya kalau orang mati karena bunuh diri yang paling kita sering lihat ya apa dia gantung diri atau dia memotong nadi tangannya ya atau dia juga bisa meminum racun, tetapi dengan lakban di sekujur wajahnya dan juga ada plastik seperti itu. Ini kalau menurut saya lebih harus dipastikan lagi terkait hubungan antara pekerjaan," jelasnya.
Lebih dari itu, orang yang memutuskan mengakhiri hidupnya hampir selalu meninggalkan pesan terakhir, sebuah "jeritan bisu" untuk keluarga atau dunia. Pada kasus Arya, pesan itu tidak ada.
"Nah, kalau orang mau bunuh diri biasanya dia meninggalkan pesan, Pak. Dia meninggalkan pesan tertentu untuk sebelum dia mengakhiri hidupnya. Nah, ini tidak ada pesan, tidak ada pesan apapun," ujar Jamin.
"Ini karena ada kecurigaan berarti kemungkinannya ada orang yang lain yang menginginkan kematiannya."
Tag
Berita Terkait
-
Kompolnas: HP Arya Daru Hilang Belum Ditemukan, Terakhir Terlacak di Lokasi Ini
-
Bukan Panggilan Biasa: Analisa Tajam Reza Indragiri Soal Telepon Bertubi-tubi Istri Arya Daru
-
Bikin Polisi Putar Otak! Raibnya Ponsel Makin Sulit Ungkap Jejak Kematian Diplomat Arya Daru?
-
Misteri HP Diplomat Arya Daru yang Hilang: Polisi Belum Menemukannya, tapi Yakin Kasus Terungkap
-
Misteri Belum Terpecahkan! Kenapa Arya Daru Tinggalkan Tas di Rooftop Kemlu Sebelum Tewas Terlakban?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?