Suara.com - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di 63 titik pertama Sekolah Rakyat sudah memasuki minggu kedua dan akan segera berakhir.
Selanjutnya, persiapan Sekolah Rakyat akan dilanjutkan ke tahap matrikulasi yang kurang lebih dilaksanakan selama tiga bulan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebutkan bahwa proses matrikulasi sampai tiga bulan itu menjadi arahan khusus dari Presiden Prabowo Subianto.
"Maka itu kami minta kepada tim kurikulum untuk mempersiapkan dengan baik matrikulasi yang tiga bulan itu, ya karena matrikulasi ini menjadi titik krusial yang pertama buat kita semua,” kata Gus Ipul dalam Sosialisasi Program Persiapan Sekolah Rakyat yang digelar secara daring, Jakarta, Minggu (27/7/2025).
Gus Ipul menjelaskan bahwa masa persiapan yang panjang bukan karena keterlambatan, tetapi karena Sekolah Rakyat membutuhkan fondasi yang kuat secara mental, akademik, sosial dan karakter.
“Agar tranformasi anak bisa terjadi secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujarnya kepada para Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Rakyat yang hadir dalam zoom.
Ada beberapa hal yang menyebabkan masa persiapan Sekolah Rakyat dilakukan lebih lama.
Di antaranya, karakter siswa yang beragam, adaptasi terhadap sistem berasrama dan disiplin tinggi, membentuk bounding antar siswa serta antar guru dan tenaga pendidik (Tendik), pemetaan level akademik, dan penguatan nilai dasar sekolah.
Pada kesempatan ini, Gus Ipul juga menyampaikan beberapa hal penting dalam masa persiapan yang perlu diperhatikan Kepala Sekolah, Guru dan, Tendik. Hal pertama yang harus dimiliki setiap tenaga pendidik ialah sikap sabar.
Baca Juga: Di Balik Kabar Lima Siswa Kabur, Gus Ipul Ungkap Kegelisahan Anak-Anak Sekolah Rakyat
“Kita tidak sedang mendirikan bangunan fisik, kita sedang membangun peradaban dimulai dari anak-anak yang dididik dengan kasih sayang, kedisiplinandan nilai-nilai luhur kebangsaan, untuk itu sabar terhadap kekurangan-kekurangan yang ada itu adalah menjadi hal yang sangat penting,” urainya.
Selanjutnya, Gus Ipul mengajak Kepala Sekolah, Guru, dan Tendik untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan, menghadirkan rasa aman, dan memanusiakan.
Di Sekolah Rakyat, perbedaan bukan alasan untuk saling membenci tetapi peluang untuk belajar bersama.
Para Kepala Sekolah, Guru, dan Tendik juga harus konsisten terhadap aturan, norma dan tindakan.
Semua yang dilihat siswa berasal dari role model yaitu orang-orang yang menjadi orang tua di Sekolah Rakyat. Dan guru, wali asuh, wali asrama, dan Tendik yang menjadi kompas moral siswa.
Hal yang tidak kalah penting adalah menghadirkan hati dalam proses pendidikan siswa Sekolah Rakyat.
Berita Terkait
-
Komentar Normatif Anies Baswedan soal SR, Sinyal Hati-hati terhadap Program Unggulan Prabowo?
-
Soal Ancaman Tukin Dipotong, Pemprov DKI Luruskan: Toleransi Hanya untuk yang Jujur Antar Anak
-
Dedi Mulyadi Atur Jam Masuk MPLS Lebih Pagi dan Libatkan TNI/Polri, DPR Wanti-wanti Hal Ini
-
Kebijakan Dedi Mulyadi Jelang MPLS di Jabar, Libatkan TNI/Polri, Siswa Masuk 6.30 WIB
-
10 Jingle MPLS 2025 Ramah yang Kreatif: Lirik Mudah Dihafal, Suasana Jadi Meriah!
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Ribka Tjiptaning PDIP: Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat' Tak Pantas Jadi Pahlawan!