Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengkritik tajam praktik audit anggaran yang dijalankan oleh lembaga pemeriksa keuangan negara seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Menurutnya, audit seharusnya tidak hanya berfokus pada temuan administratif, melainkan pada hasil (outcome) dan manfaat (benefit).
Kritiknya disampaikan saat mengulas kekacauan pengelolaan anggaran di Jawa Barat, di era sebelum kepemimpinannya.
Ia mempertanyakan bagaimana sejumlah alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran dapat lolos dari pengawasan selama bertahun-tahun.
“Audit BPK atau BPKP semestinya tidak hanya bersifat administratif temuan, tetapi seharusnya pada outcome dan benefit.” ujar Dedi, dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, pada Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, tolak ukur keberhasilan penggunaan anggaran seringkali hanya dinilai berdasarkan kemampuan menyerap anggaran secara maksimal, dan hal tersebut harus segera diubah.
“Keunggulan anggaran itu bukan seberapa besar anggaran itu kemudian diserap. Tetapi seberapa bermakna (anggaran itu) memiliki outcome dan benefit sebagai kepentingan publik.” tegasnya.
Di sisi lain, Dedi juga menyadari dan mengakui bahwa lembaga audit seperti BPK juga memiliki keterbatasan.
“BPK kan punya kelemahannya. Lamanya audit dengan jumlah orang itu tidak sebanding dengan yang diaudit. Nggak mungkin bisa memotret seluruh isi dokumen anggaran tersebut,” jelasnya, dalam podcast tersebut, dikutip dari YouTube.
Baca Juga: Bantah Tudingan Penggunaan Buzzer, Dedi Mulyadi : Hasil dari Transparansi Anggaran Kepada Publik
Kemudian, Dedi mengusulkan solusi agar ada perlakuan audit yang berbeda, menyesuaikan dengan skala anggaran yang diperiksa, dan lama waktu ditambah menyesuaikan besaran anggaran.
“Harus beda perlakuan audit terhadap anggaran yang 31 triliun, harus berbeda dengan audit yang 2 triliun.” usul Dedi.
Gagasan tersebut merupakan bagian dari perbaikan tata kelola pemerintahan besar-besaran yang sedang ia jalankan di Jawa Barat.
Setiap kebijakan dan alokasi anggaran kini diarahkan untuk menghasilkan dampak yang terukur dan dirasakan langsung oleh masyarakat, bukan sekadar memenuhi target serapan dan laporan administratif.
Reporter : Nur Saylil Inayah
Berita Terkait
-
Perang Rombel di Jabar: Sekolah Swasta Gugat Dedi Mulyadi, Kadisdik Yakin Menang, Ini Alasannya!
-
Tantiem Komisaris BUMN Dihapus, Danantara Klaim Bisa Hemat Rp8 Triliun
-
4 Fakta Panas Gugatan Sekolah Swasta vs Dedi Mulyadi yang Wajib Kamu Tahu
-
Bukan Cuma Satu, Ini Barisan 8 Organisasi Sekolah Swasta yang Serentak Lawan Dedi Mulyadi di PTUN
-
Dampak Kebijakan Rombel Dedi Mulyadi: Merugikan Sekolah Swasta, Kini Berujung di PTUN
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal